London (ANTARA) -
Film merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan potensi alam dan budaya Indonesia yang menarik kepada masyarakat internasional termasuk di Eropa dan khususnya Prancis, karena kerja sama antara Indonesia dan Prancis di dunia perfilman sudah berlangsung cukup lama.
KBRI Paris bekerja sama dengan VITO mendukung acara pemutaran film dengan latar dan budaya Bali karya Arnold de Parscau, "Une Barque Sur L’Océan", sebagai bagian dari berbagai kegiatan untuk memperingati 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Prancis, demikian Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Minggu.
Dikatakannya Film ini merupakan perpaduan antara dua budaya yang sangat berbeda, tersurat melalui kisah cinta antara Eka seorang pemuda Bali berusia 25 tahun dan tinggal di desa kecil di Bali utara dan Margaux, mahasiswi Prancis jurusan piano.
Pemutaran film selain dalam rangka promosi budaya Indonesia di Prancis, juga sebagai salah satu realisasi kerjasama Indonesia-Prancis dalam dunia perfilman, melalui Dirjen Kebudayaan - Kemdikbud. Peluncuran film perdana ini dilaksanakan di Cinema Le Balzac, Paris.
Sekitar 350 orang termasuk tamu undangan KBRI Paris, bintang film wanita Dorcas Coppin, dan produser film Arnold de Parsceau, hadir pada acara tersebut . Jumlah penonton dibatasi dan mereka wajib mengikuti protokol kesehatan pada masa pandemi COVID-19, antara lain harus memakai masker.
Kegiatan pemutaran film diawali dengan pengantar oleh Distributor Film, Jonathan Musset yang didampingi Prof. Warsito. Jonathan menyampaikan apresiasi kepada para penonton dan juga kepada KBRI atas kerjasamanya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Rumah produksi Fleurs d’Argent dan Wayna Pitch, perusahaan distributor film dan berharap kerjasama ini dapat dilanjutkan pada masa datang..
Duta Besar Indonesia untuk Prancis Arrmanatha C. Nasir menyampaikan apresiasi kepada sutradara dan segenap kru film serta mengundang para pekerja perfilman untuk meningkatkan produksi film berlatar alam dan budaya Indonesia.
"Saat pandemi COVID-19 ini, tentu kita semua belum bisa berkunjung ke Bali, namun malam ini kita berkunjung ke Bali melalui film ini," Dubes mengatakan kepada para penonton.
Setelah dihibur dengan tarian Bali Kembang Girang, penonton menyaksikan film tersebut selama satu jam setengah. Selanjutnya, penonton berdiskusi dengan para kru film serta produser Arnold de Parsceau yang menjawab berbagai pertanyaan dari penonton yang antara lain ingin tahu mengapa Arnold tertarik dengan Bali.
Menurut Arnold, dia mengenal Bali karena orang tuanya pernah tinggal selama beberapa waktu di Bali, yang dikenal sebagai pulau dewata dengan pemandangan yang indah dan penduduknya yang ramah.
Dalam film itu, Arnold menyelipkan beberapa adegan percakapan dalam bahasa Bali antara Eka dan keluarganya serta dengan penduduk setempat.
Berita Terkait
Boccia Indonesia memukau dunia di Paralimpiade Paris
Senin, 9 September 2024 15:25 Wib
Saptoyogo kembali pecahkan rekor pribadi pada final 200 m T37
Sabtu, 7 September 2024 20:54 Wib
Peraih emas Olimpiade Paris 2024, Veddrik dan Rizky hadir juga di IKN
Sabtu, 17 Agustus 2024 11:15 Wib
Veddriq dan Rizki hadur di penutupan Olimpiade
Senin, 12 Agustus 2024 8:19 Wib
Profil Rizki Juniansyah, si langganan juara dan pemegang rekor dunia
Jumat, 9 Agustus 2024 8:40 Wib
Emas Rizki Juniansyah setelah kumpulkan total angkatan 354Kg
Jumat, 9 Agustus 2024 7:05 Wib
Veddriq tercepat dan raih emas Olimpiade Paris
Kamis, 8 Agustus 2024 18:27 Wib
Kans Veddriq Leonardo persembahkan medali (emas) kepada Indonesia
Kamis, 8 Agustus 2024 11:55 Wib