Palembang (ANTARA) - Program gotong royong berupa bersih anak sungai yang dilakukan Pemerintah Kota Palembang setiap akhir pekan harus dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat terkait dengan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, kata pengamat komunikasi lingkungan Dr Yenrizal Tarmizi.
"Kalau membuat anak sungai bersih secara fisik, iya (berhasil, red.), tapi edukasi ke masyarakatnya masih belum sampai, jadi kesannya baru sebatas aktivitas Pemkot Palembang saja," ujar dia kepada ANTARA di Palembang, Senin.
Ia mengemukakan pentingnya upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terkait dengan pelaksanaan program tersebut.
Akademisi UIN Raden Fatah Palembang itu, menyayangkan program yang telah berjalan empat tahun terakhir itu, belum mampu mengedukasi masyarakat, khususnya warga sepanjang aliran anak sungai di daerah setempat.
Menurut dia, edukasi kepada masyarakat belum sampai kepada sasaran yang tepat karena tidak ada pelibatan warga secara komperhensif sejak awal program itu dijalankan.
Masyarakat, katanya, hingga saat ini masih membuang sampah ke anak-anak sungai.
Meskipun regulasi dan sanksi sudah dibuat, katanya, ketidaktegasan dalam pelaksanaanya membuat program gotong royong belum tersambung dengan tujuanya, yakni meningkatkan perilaku antibuang sampah di sembarang tempat.
Kondisi itu, katanya, juga harus menjadi perhatian Pemkot Palembang jika ingin memindahkan atraksi wisata dari Pedestrian Sudirman ke kawasan Sungai Sekanak yang baru-baru ini direncanakan.
Sebab, katanya, atraksi setiap akhir pekan itu selalu meninggalkan sampah yang lumayan banyak setelah pengunjung bubar.
Ia mengatakan perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarang patut dipertimbangkan dengan matang karena efeknya dapat mencemari aliran sungai secara langsung.
"Rencana pemindahan itu sebenarnya bagus karena memang itu kawasan kota tua, tetapi pengunjung harus difasilitasi terkait kebersihan dan dibuatkan juga aturan yang ketat, ya walaupun pasti ada saja yang masih buang sampah sembarangan," katanya.
Selain itu, Pemkot Palembang perlu membentuk lebih banyak komunitas berbasis kepedulian sungai dan menjalankanya secara berkala, serta menggunakan pendekatan teknologi terapan agar partisipasi masyarakat dapat tercapai, alias tidak hanya sebatas mengeluarkan larangan-larangan.
"Artinya tidak hanya membersihkan sungai, tapi ada pemanfaatan lain sehingga bisa jadi jalan keluar," kata Yenrizal.
Ia juga mengemukakan pentingnya melibatkan keterlibatan lembaga riset untuk mengoptimalkan berbagai pendekatan yang mampu membuat partisipasi masyarakat sejalan dengan program gotong royong.
"Agar hasilnya seperti restorasi Sungai Citarum di Provinsi Jawa Barat yang kini mulai berhasil," katanya.
Berita Terkait
Sumsel gotong royong cetak sawah baru
Minggu, 17 November 2024 11:48 Wib
Kodim OKU bersihkan sampah di Sungai Ogan cegah banjir
Minggu, 29 September 2024 16:42 Wib
Pj Bupati dan Forkopimda Muara Enim gotong royong bersihkan pasar inpres
Senin, 23 September 2024 7:48 Wib
Gotong royong cegah banjir terulang di OKU
Jumat, 28 Juni 2024 21:00 Wib
Prajurit Yonif 200/BN bantu pembangunan mesjid di Pulokerto Palembang
Rabu, 26 Juni 2024 4:00 Wib
Pangusaha gotong royong apresiasi Timnas Indonesia
Minggu, 28 April 2024 22:00 Wib
BPBD dan warga Muba gotong royong bangun jembatan darurat
Senin, 22 Januari 2024 0:26 Wib
Pj Bupati Muba ajak semua elemen gotong royong bantu korban banjir
Jumat, 19 Januari 2024 16:19 Wib