PHRI-GIPI Sumsel cek kesiapan industri pariwisata di enam daerah

id phri, gipui susmel, gabungan industri pariwisata ssssssindonesia sumsel, gipi sumsel , phri susmel cek kesiapan industri pariwisata buka di masa norma

PHRI-GIPI Sumsel cek kesiapan industri pariwisata di enam daerah

Kegiatan di Bandara SMB II Palembang mulai ramai di masa normal baru mendorong industri pariwisata bergeliat. (ANTARA/Yudi Abdullah/20)

Palembang (ANTARA) - Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sumatera Selatan melakukan pengecekan kesiapan industri pariwisata di enam daerah dalam provinsi setempat buka kembali pada masa normal baru aman dari COVID-19.

Berdasarkan kunjungan ke Kota Prabumulih, Lubuklinggau, Pagaralam, Kabupaten Pali, Muara Enim, dan Kabupaten Lahat dalam sepekan di penghujung Juni 2020 ini industri pariwisata di enam daerah tersebut yang 3,5 bulan terakhir menghentikan kegiatan usahanya dampak wabah COVID-19 kini mulai buka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, kata Ketua PHRI dan GIPI Sumsel, Herlan Aspiudin di Palembang, Selasa.

Menghadapi masa normal baru, industri pariwisata di Kota Palembang dan sejumlah daerah Sumsel lainnya mulai aktif kembali meskipun pengguna jasanya masih belum ramai seperti sebelum adanya COVID-19.

Untuk mencegah timbulnya masalah penyebaran virus Corona jenis baru itu, pihaknya mengingatkan kepada semua pelaku industri pariwisata tetap mewaspadai COVID-19 pada masa normal baru karena wabah tersebut belum berakhir.

Pelaku industri pariwisata seperti pengelola hotel, restoran, tempat wisata, kafe, klub malam, dan karaoke di Kota Palembang serta daerah Sumsel lainnya agar lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan antisipasi COVID-19 di tempat tersebut, katanya.

Menurut Herlan, pelaku industri pariwisata di daerah ini dinilai cukup baik dalam melayani tamu yang mulai ramai menginap di hotel, makan di restoran, dan menikmati hiburan sesuai dengan protokol kesehatan normal baru produktif aman dari COVID-19.

"Kami berusaha semaksimal mungkin agar di sektor industri pariwisata tidak menjadi klaster baru penularan COVID-19 yang bisa mengganggu kegiatan operasional di masa normal baru sekarang ini," ujarnya.

Kondisi normal baru diharapkan bisa dijaga bersama sehingga tidak terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 yang dapat mempengaruhi kembali aktivitas masyarakat dan kegiatan usaha.

Jika masa normal baru dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan bersama, karyawan hotel, restoran dan industri pariwisata lainnya yang sekarang ini masih banyak yang dirumahkan bisa segera aktif semuanya bekerja seperti sebelum ada wabah virus Corona, kata Herlan.