Batik Air kurangi rute Thailand akibat dampak virus corona
Jakarta (ANTARA) - Batik Air, maskapai full service Lion Air Group, mengaku harus mengurangi rute penerbangan ke Thailand akibat dampak mewabahnya Virus Corona.
"Ke Thailand kita mengurangi frekuensi, dari sebelumnya daily (setiap hari) jadi tiga kali seminggu," kata CEO Batik Air Captain Achmad Luthfie di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis.
Menurut Luthfie, maskapai itu biasanya melayani penerbangan langsung ke "Negeri Gajah Putih" setiap harinya dengan pesawat lorong tunggal (narrow body aircraft). Namun karena penerbangannya dikurangi, manajemen Batik Air akan mencari cara agar utilisasi pesawat tetap berjalan.
Ada pun terkait penghentian sementara rute ke China, Luthfie mengatakan pihaknya untuk sementara "mengandangkan" lima pesawat untuk keperluan perawatan atau maintenance.
"Ada lima kota di China yang kami terbangi, itu harus di-stop. Jadi pesawat yang digunakan ke sana masuk untuk maintenance," katanya.
Luthfie mengaku penghentian penerbangan dari dan menuju China cukup memberi dampak. Namun ia mengaku belum ada hitungan rinci mengenai kerugian yang dialami maskapai karena penghentian penerbangan ke "Negeri Tirai Bambu" itu.
Maskapai juga belum berencana untuk mengalihkan penerbangan ke China dengan rute lainnya. Pasalnya, larangan terbang dari dan ke China dilakukan secara mendadak sehingga perlu waktu untuk mengajukan izin pengalihan rute.
Sebagai antisipasi dampak kerugian berhentinya penerbangan ke China, maskapai akan menambah frekuensi di rute domestik, utamanya ke tujuan-tujuan yang dinilai menguntungkan.
"Kita alihkan dengan menambah rute domestik ke rute yang menguntungkan seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan," pungkasnya.
"Ke Thailand kita mengurangi frekuensi, dari sebelumnya daily (setiap hari) jadi tiga kali seminggu," kata CEO Batik Air Captain Achmad Luthfie di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis.
Menurut Luthfie, maskapai itu biasanya melayani penerbangan langsung ke "Negeri Gajah Putih" setiap harinya dengan pesawat lorong tunggal (narrow body aircraft). Namun karena penerbangannya dikurangi, manajemen Batik Air akan mencari cara agar utilisasi pesawat tetap berjalan.
Ada pun terkait penghentian sementara rute ke China, Luthfie mengatakan pihaknya untuk sementara "mengandangkan" lima pesawat untuk keperluan perawatan atau maintenance.
"Ada lima kota di China yang kami terbangi, itu harus di-stop. Jadi pesawat yang digunakan ke sana masuk untuk maintenance," katanya.
Luthfie mengaku penghentian penerbangan dari dan menuju China cukup memberi dampak. Namun ia mengaku belum ada hitungan rinci mengenai kerugian yang dialami maskapai karena penghentian penerbangan ke "Negeri Tirai Bambu" itu.
Maskapai juga belum berencana untuk mengalihkan penerbangan ke China dengan rute lainnya. Pasalnya, larangan terbang dari dan ke China dilakukan secara mendadak sehingga perlu waktu untuk mengajukan izin pengalihan rute.
Sebagai antisipasi dampak kerugian berhentinya penerbangan ke China, maskapai akan menambah frekuensi di rute domestik, utamanya ke tujuan-tujuan yang dinilai menguntungkan.
"Kita alihkan dengan menambah rute domestik ke rute yang menguntungkan seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan," pungkasnya.