Presiden Jokowi : Monumen di Bengkulu tanda hormat atas perjuangan Fatmawati
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan peresmian Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Rabu, merupakan bukti tanda hormat pemerintah kepada perjuangan ibu negara pertama, yang juga penjahit bendera Sang Saka Merah Putih saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, Fatmawati Soekarno.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Rabu, Presiden mengenang Ibu Fatmawati sebagai seorang tokoh pahlawan bangsa yang sangat berjasa, baik pada bangsa maupun negara.
"Monumen ini menjadi penanda bukti hormat kita atas perjuangan beliau Ibu Fatmawati. Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Bengkulu, Rabu.
Kepala Negara mengatakan Ibu Fatmawati selamanya akan dikenang karena visi dan pandangannya, dan juga atas jasanya menjahit bendera pusaka Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh ke depan, dan juga atas jasa beliau kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka Merah Putih," ujar Presiden.
Sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama, menurut Jokowi, Fatmawati selalu setia mendukung perjuangan Presiden Soekarno.
Fatmawati juga, lanjutnya, selalu memberikan keteladanan tentang pentingnya pengorbanan, dan selalu menekankan pentingnya menjaga semangat, menjaga mimpi di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada.
"Monumen mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," ujarnya.
Monumen Fatmawati merupakan karya salah satu maestro patung Indonesia asal Bali I Nyoman Nuarta. Monumen berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit tersebut memiliki total tinggi 7 meter, yang terdiri atas dudukan setinggi 2 meter dan patung setinggi 5 meter.
"Terakhir, saya titip kepada seluruh masyarakat Bengkulu, marilah kita menjaga dengan baik monumen ini, merawat agar tidak rusak, merawat agar tidak lekang oleh waktu, sama seperti semangat Ibu Fatmawati yang tidak pernah luntur sampai kapan pun," kata Presiden.
Turut hadir dalam acara peresmian Monumen Fatmawati antara lain, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Rabu, Presiden mengenang Ibu Fatmawati sebagai seorang tokoh pahlawan bangsa yang sangat berjasa, baik pada bangsa maupun negara.
"Monumen ini menjadi penanda bukti hormat kita atas perjuangan beliau Ibu Fatmawati. Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Bengkulu, Rabu.
Kepala Negara mengatakan Ibu Fatmawati selamanya akan dikenang karena visi dan pandangannya, dan juga atas jasanya menjahit bendera pusaka Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh ke depan, dan juga atas jasa beliau kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka Merah Putih," ujar Presiden.
Sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama, menurut Jokowi, Fatmawati selalu setia mendukung perjuangan Presiden Soekarno.
Fatmawati juga, lanjutnya, selalu memberikan keteladanan tentang pentingnya pengorbanan, dan selalu menekankan pentingnya menjaga semangat, menjaga mimpi di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada.
"Monumen mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," ujarnya.
Monumen Fatmawati merupakan karya salah satu maestro patung Indonesia asal Bali I Nyoman Nuarta. Monumen berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit tersebut memiliki total tinggi 7 meter, yang terdiri atas dudukan setinggi 2 meter dan patung setinggi 5 meter.
"Terakhir, saya titip kepada seluruh masyarakat Bengkulu, marilah kita menjaga dengan baik monumen ini, merawat agar tidak rusak, merawat agar tidak lekang oleh waktu, sama seperti semangat Ibu Fatmawati yang tidak pernah luntur sampai kapan pun," kata Presiden.
Turut hadir dalam acara peresmian Monumen Fatmawati antara lain, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.