Tari Baris Jangkang ditetapkan Warisan Budaya Tak benda Indonesia (Pada paragraf pertama)
Jika benda ini dipukul-pukul dan mengeluarkan suara mampu membuat musuh lari
Klungkung, Bali (ANTARA) - Tari Baris Jangkang Nusa Penida ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTB) Indonesia dimana piagam penetapan salah satu tarian asal Klungkung itu telah disampaikan Kadisbudpora Nengah Sudiarta kepada Bupati Klungkung Nyoman Suwirta di Klungkung, 11 November lalu.
Penyerahan penghargaan Warisan Budaya Tak Benda untuk Tari Baris Jangkang Nusa Penida telah dilaksanakan di Jakarta pada 8 Oktober oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat masih dijabat oleh Muhadjir Effendy.
"Pemkab Klungkung sudah melakukan berbagai cara dalam upaya melestarikan Tari Jangkang, diantaranya dengan mementaskan tarian tersebut pada ajang Festival Semarapura, Festival Nusa Penida, Pesta Kesenian Bali dan festival lainnya serta mengupayakan pembinaan terhadap generasi muda agar tarian ini tidak punah," kata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung Sudiarta dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Selasa,
Menurut dia, Tari Baris Jangkang merupakan salah satu tari sakral yang ada di Dusun Pelilit, Desa Pejukutan Nusa Penida. Tari ini dilengkapi senjata tombak. "Sebagai tari sakral, gerakan Tari Baris Jangkang Desa Adat Pelilit terbilang unik dan juga sulit untuk ditiru," katanya.
Selain tariannya, perangkat gamelan untuk mengiringi Tari Baris Jangkang Pelilit ini juga terbilang sakral. Salah satu perangkat gamelan yang terbilang sakral adalah kempur. Dulu, kempur merupakan tempat makanan babi yang bahannya berasal dari perunggu. Jika benda ini dipukul-pukul dan mengeluarkan suara mampu membuat musuh lari.
"Begitu kempur dipukul, musuh yang mendengar akan lari karena melihat padang ilalang seperti ujung tombak dan keris," ujar Sudiarta.
Pihaknya menyebutkan, tari ini dipentaskan untuk mengiringi prosesi upacara tertentu, yang dipentaskan di tempat-tempat pelaksanaan upacara. Selain dipentaskan di pura (tempat suci), pementasan juga diadakan di lingkungan rumah tangga biasanya dipentaskan untuk "naur sesangi" (membayar kaul/hajat).
Kostum penari terdiri dari hiasan kepala berupa udeng, Baju Putih lengan panjang, kain berupa saput (dengan kain khas Nusa Penida yang dikenal dengan kain Cepuk), kain Kamen berwarna Putih, Celana panjang berwarna putih, dan kain Selendang.
Adapun sarana yang dipakai dalam tarian ini berupa tombak yang ujungnya diisi daun ilalang yang menggambarkan sosok prajurit tangguh yang gagah berani dalam menghadapi musuh saat terjadinya penyerangan pada zaman dahulu di Desa Pelilit. Tarian Jangkang ditarikan oleh sembilan orang sesuai arah mata angin.
Karakteristik Tari Baris Jangkang antara lain, mempunyai gerakan sederhana, rias sederhana, makna dan nilai sebagai kepahlawanan. Iringan yang mengiringi Tarian Baris Jangkang selain Kempur, antara lain dua buah kendang, sebuah petuk, dan cenceng kecil sebuah, perangkat tersebut disebut Gamelan Batel.
Menanggapi penetapan itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan dengan penghargaan tersebut Tari Baris Jangkang saat ini sudah diakui keberadaannya, sebagai suatu kebudayaan yang bergerak.
"Dengan penghargaan ini pula, Tari Baris Jangkang kini menyandang dua status penting, yakni sebagai Tari Sakral dan Warisan Budaya Tak benda Indonesia. Mari jaga dan lestarikan Tari Baris Jangkang sebagai Tari Sakral dan Warisan Budaya Takbenda Indonesia," ajak Bupati Suwirta.
Bupati Suwirta berharap kepada masyarakat Klungkung khususnya warga Desa Adat Pelilit Nusa Penida agar Tari Baris Jangkang dapat dijaga dan dilestarikan. Ke depan, Tari Baris Jangkang akan dipentaskan pada saat ada upacara tertentu, seperti mengiringi Upacara Pekelem pada Festival Nusa Penida.
"Selamat kepada masyarakat Dusun Pelilit Desa Pejukutan, atas ditetapkannya Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Takbenda Indonesia," ujar Suwirta.
Penyerahan penghargaan Warisan Budaya Tak Benda untuk Tari Baris Jangkang Nusa Penida telah dilaksanakan di Jakarta pada 8 Oktober oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat masih dijabat oleh Muhadjir Effendy.
"Pemkab Klungkung sudah melakukan berbagai cara dalam upaya melestarikan Tari Jangkang, diantaranya dengan mementaskan tarian tersebut pada ajang Festival Semarapura, Festival Nusa Penida, Pesta Kesenian Bali dan festival lainnya serta mengupayakan pembinaan terhadap generasi muda agar tarian ini tidak punah," kata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung Sudiarta dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Selasa,
Menurut dia, Tari Baris Jangkang merupakan salah satu tari sakral yang ada di Dusun Pelilit, Desa Pejukutan Nusa Penida. Tari ini dilengkapi senjata tombak. "Sebagai tari sakral, gerakan Tari Baris Jangkang Desa Adat Pelilit terbilang unik dan juga sulit untuk ditiru," katanya.
Selain tariannya, perangkat gamelan untuk mengiringi Tari Baris Jangkang Pelilit ini juga terbilang sakral. Salah satu perangkat gamelan yang terbilang sakral adalah kempur. Dulu, kempur merupakan tempat makanan babi yang bahannya berasal dari perunggu. Jika benda ini dipukul-pukul dan mengeluarkan suara mampu membuat musuh lari.
"Begitu kempur dipukul, musuh yang mendengar akan lari karena melihat padang ilalang seperti ujung tombak dan keris," ujar Sudiarta.
Pihaknya menyebutkan, tari ini dipentaskan untuk mengiringi prosesi upacara tertentu, yang dipentaskan di tempat-tempat pelaksanaan upacara. Selain dipentaskan di pura (tempat suci), pementasan juga diadakan di lingkungan rumah tangga biasanya dipentaskan untuk "naur sesangi" (membayar kaul/hajat).
Kostum penari terdiri dari hiasan kepala berupa udeng, Baju Putih lengan panjang, kain berupa saput (dengan kain khas Nusa Penida yang dikenal dengan kain Cepuk), kain Kamen berwarna Putih, Celana panjang berwarna putih, dan kain Selendang.
Adapun sarana yang dipakai dalam tarian ini berupa tombak yang ujungnya diisi daun ilalang yang menggambarkan sosok prajurit tangguh yang gagah berani dalam menghadapi musuh saat terjadinya penyerangan pada zaman dahulu di Desa Pelilit. Tarian Jangkang ditarikan oleh sembilan orang sesuai arah mata angin.
Karakteristik Tari Baris Jangkang antara lain, mempunyai gerakan sederhana, rias sederhana, makna dan nilai sebagai kepahlawanan. Iringan yang mengiringi Tarian Baris Jangkang selain Kempur, antara lain dua buah kendang, sebuah petuk, dan cenceng kecil sebuah, perangkat tersebut disebut Gamelan Batel.
Menanggapi penetapan itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan dengan penghargaan tersebut Tari Baris Jangkang saat ini sudah diakui keberadaannya, sebagai suatu kebudayaan yang bergerak.
"Dengan penghargaan ini pula, Tari Baris Jangkang kini menyandang dua status penting, yakni sebagai Tari Sakral dan Warisan Budaya Tak benda Indonesia. Mari jaga dan lestarikan Tari Baris Jangkang sebagai Tari Sakral dan Warisan Budaya Takbenda Indonesia," ajak Bupati Suwirta.
Bupati Suwirta berharap kepada masyarakat Klungkung khususnya warga Desa Adat Pelilit Nusa Penida agar Tari Baris Jangkang dapat dijaga dan dilestarikan. Ke depan, Tari Baris Jangkang akan dipentaskan pada saat ada upacara tertentu, seperti mengiringi Upacara Pekelem pada Festival Nusa Penida.
"Selamat kepada masyarakat Dusun Pelilit Desa Pejukutan, atas ditetapkannya Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Takbenda Indonesia," ujar Suwirta.