Si badut Pennywise ajak bermain dalam "It: Chapter 2"

id it, it chapter 2,review it chapter 2,resensi film,review film,james mcavoy,pennywise

Si badut Pennywise ajak bermain dalam "It: Chapter 2"

Cuplikan dari film "It: Chapter 2". (Dok. Warner Bros)

Jakarta (ANTARA) - Kelompok berisikan tujuh anak-anak asal kota Derry, yang menyebut diri mereka sebagai The Losers, berkumpul kembali setelah lebih dari dua dekade menjalani hidup masing-masing.
 

Bill Denbourgh (James McAvoy) berkarir sebagai seorang penulis buku dan film. Lalu, anggota perempuan satu-satunya dalam gang, Beverly Marsh (Jessica Chastain), merupakan seorang istri dari suami yang kaya namun pemarah.
 

Kemudian, Richie Tozier (Bill Hader) berkarir sebagai stand-up comedian. Eddie Kaspberg (James Ranson) bekerja di sebuah perusahaan ansuransi.
 

Sementara, Ben Hanscom (Jay Ryan) telah menjadi sosok yang atletis, dan Stanley Uris (Andy Bean) merupakan sosok yang tak jauh berbeda sebagaimana ketika kecil.
 

Pertemuan kembali mereka di-inisiasi oleh Mike Hanlon (Isaiah Mustafa) yang menelepon enam sahabat masa kecilnya itu karena teror “It”, atau badut Pennywise (Bill Skarsgård), yang kembali datang setelah 27 tahun berlalu dan menghilangkan anak-anak lain.
 

Sekuel itu merupakan kelanjutan sekaligus akhir film “It(2017), ketika The Losers bersumpah untuk kembali ke Derry jika makhluk misterius badut Pennywise muncul lagi dan meneror kota kecil itu.

Baca juga: "It: Chapter 2" tanyang mulai hari ini

 

Cuplikan dari film "It: Chapter 2". (Dok. Warner Bros)

Meskipun keraguan hadir pada diri ketujuh bocah yang telah dewasa itu, Bill dan kawan-kawan akhirnya sepakat untuk mengikuti ajakan "bermain" si badut dan bertekad menghentikan teror mengerikan tersebut, serta menguak misteri ‘It’.
 

Petualangan itu lalu mengantarkan mereka pada nostalgia masa kecil dan juga menghidupkan kembali kenangan serta adegan-adegan ikonis pada film pertamanya kepada penonton.
 

Kendati terdapat percikan memori masa kecil yang menyenangkan, perjalanan kelompok itu di kota Derry juga mengingatkan mereka dengan ketakutan dan trauma yang dimiliki masing-masing.
 

Dalam film itu, si badut juga mendorong anak-anak untuk "bermain" dalam permainan truth or dare yang mengharuskan mereka mengakui dan menghadapi ketakutan serta rahasia yang disembunyikan.
 

Beberapa isu yang juga diangkat dalam film garapan sutradara Andy Muschietti itu, seperti isu kesehatan mental hingga homofobia.
 

Film yang ditulis oleh Gary Dauberman yang juga merupakan penulis naskah untuk saga “The Conjuring” itu setidaknya punya balutan komedi yang menggelitik sehingga penonton seakan diantarkan untuk rehat sejenak dari atmosfer mencekam dan ngeri.

Baca juga:
Film-"It" kisah persahabatan melawan teror badut
 


Bagi para penggemar film lawas, beberapa referensi budaya pop pada era ketika kelompok itu masih kecil juga seakan memancing senyuman menyusul penempatan yang cerdas di tengah-tengah film horor itu, selain tentunya dialog-dialog khas anak-anak kota Derry.
 

Akting dari para pemain dan disusul teknologi efek visual (CGI) ikut menyempurnakan imajinasi penggemar novel berjudul sama karya Stephen King yang dirilis pada 1986 itu.
 

Sekuel “It” seakan menguak sedikit demi sedikit misteri badut Pennywise maupun para karakter yang terlibat di dalamnya. Walaupun berdurasi 176 menit, pertanyaan-pertanyaan dalam film sebelumnya pada dua tahun lalu akan terjawab dalam sekuel itu.
 

Jadi, apakah Anda sudah siapkan balon merah untuk bermain dengan Pennywise? Ia tak sabar bertemu dengan Anda mulai hari ini di bioskop Indonesia!

Baca juga: Unggulan MTV Movie & TV Awards 2018