Super Puma cari kapal tenggelam di perairan Sulawesi Tengah
Palu (ANTARA) - Helikopter Super Puma H 3213 milik TNI-AU dari skuadron 5 Lanud Hasanuddin Makassar akan ikut bergabung dengan tim SAR Palu melakukan pencarian terhadap bangkai KM Lintas Timur di perairan Sulawesi Tengah.
Kepala Kanto SAR Pencarian dan Pertolongan/Basarnas Basrano, di Palu, Jumat mengatakan, pencarian terhadap bangkai KM Lintas Timur atas permintaan bantuan SAR Palu yang dikoordinasikan dengan Kantor SAR Makassar.
"Helikopter Super Puma sudah tiba di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu dan akan bertolak ke Luwuk untuk persiapan pencarian kapal tenggelam, " ungkap Basrano.
Dia menjelaskan, Super Puma H 3213 diberangkatkan dari Lanud Hasanuddin menjuju Bandara Mutiara Palu dengan waktu tempuh dua jam 24 menit.
Setelah dari Palu, helikopter milik TNI-AU itu melanjutkan penerbangan ke Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk dengan waktu temuh satu jam 30 menit.
"Setelah berkoordinasi dengan Pos SAR Luwuk, helikopter Super Puma langsung mengudara menyisir perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya mencari bangkai kapal beserta awak KM Lintas Timur yang masih hilang," papar Basrano.
Dia menambahkan, Super Puma mengangkut tujuh personel TNI-AU dan tiga personel Phaskas serta dua personel Basarnas, mereka langsung bergabung dengan tim SAR yang lebih awal sudah melakukan pencarian melalui jalur laut didukung dengan satu unit KM SAR Bhisma milik Basarnas Palu.
Pada operasi SAR, Kamis (6/6) satu unit pesawat intai Boeng 737.200 milik TNI-AU juga terlibat dalam misi pencarian bangkai KM Lintas Timur di perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
Dia menyebut, Super Puma akan melakukan pemantauan udara dengan area seluas 100 NM selama satu jam 15 menit.
"Upaya ini dilakukan guna optimasilasi operasi SAR awak KM Lintas Timur yang belum ditemukan sebanyak 17 orang. Satu orang selamat dan sedang menjalani perawatan medis di Luwuk," tuturnya.
KM Lintas Timur milik PT Citra Baru Adi Nusantara tenggelam di selat Taliabo, Provinsi Maluku Utara, mengangkut 3.000 ton semen berlayar dari Pelabuhan Bitung, Manado, Sulawesi Utara menuju Morowali, Sulawesi Tengah, dengan awak kapal berjumlah 18 orang dinahkodai Kapten Kapal Martinus Matitaputi pada Sabtu (1/6) sekitar pukul 14.00 WITA.
Meski begitu, pencarian juga dilakukan di perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya.
Kepala Kanto SAR Pencarian dan Pertolongan/Basarnas Basrano, di Palu, Jumat mengatakan, pencarian terhadap bangkai KM Lintas Timur atas permintaan bantuan SAR Palu yang dikoordinasikan dengan Kantor SAR Makassar.
"Helikopter Super Puma sudah tiba di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu dan akan bertolak ke Luwuk untuk persiapan pencarian kapal tenggelam, " ungkap Basrano.
Dia menjelaskan, Super Puma H 3213 diberangkatkan dari Lanud Hasanuddin menjuju Bandara Mutiara Palu dengan waktu tempuh dua jam 24 menit.
Setelah dari Palu, helikopter milik TNI-AU itu melanjutkan penerbangan ke Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk dengan waktu temuh satu jam 30 menit.
"Setelah berkoordinasi dengan Pos SAR Luwuk, helikopter Super Puma langsung mengudara menyisir perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya mencari bangkai kapal beserta awak KM Lintas Timur yang masih hilang," papar Basrano.
Dia menambahkan, Super Puma mengangkut tujuh personel TNI-AU dan tiga personel Phaskas serta dua personel Basarnas, mereka langsung bergabung dengan tim SAR yang lebih awal sudah melakukan pencarian melalui jalur laut didukung dengan satu unit KM SAR Bhisma milik Basarnas Palu.
Pada operasi SAR, Kamis (6/6) satu unit pesawat intai Boeng 737.200 milik TNI-AU juga terlibat dalam misi pencarian bangkai KM Lintas Timur di perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
Dia menyebut, Super Puma akan melakukan pemantauan udara dengan area seluas 100 NM selama satu jam 15 menit.
"Upaya ini dilakukan guna optimasilasi operasi SAR awak KM Lintas Timur yang belum ditemukan sebanyak 17 orang. Satu orang selamat dan sedang menjalani perawatan medis di Luwuk," tuturnya.
KM Lintas Timur milik PT Citra Baru Adi Nusantara tenggelam di selat Taliabo, Provinsi Maluku Utara, mengangkut 3.000 ton semen berlayar dari Pelabuhan Bitung, Manado, Sulawesi Utara menuju Morowali, Sulawesi Tengah, dengan awak kapal berjumlah 18 orang dinahkodai Kapten Kapal Martinus Matitaputi pada Sabtu (1/6) sekitar pukul 14.00 WITA.
Meski begitu, pencarian juga dilakukan di perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya.