SPBU di jalur mudik sering kehabisan BBM
....Lihat saja yang banyak beli pakai jeriken itu penjual minyak eceran di dekat SPBU itulah, sebenarnya mereka yang menghabiskan minyak itu....
Muratara, Sumsel (ANTARA) - Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Rupit yang berada di jalur mudik jalan lintas tengah Sumatera Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, sering kehabisan bahan bakar minyak.
"Kalau Solar cukup, yang sering habis itu Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, dikirim Minggu (2/6) kemarin, malam tadi sudah habis, mungkin nanti sore kiriman datang lagi," kata petugas SPBU Rupit, Jalu di Musi Rawas Utara (Muratara), Selasa.
Ia mengatakan pengiriman BBM jenis Pertalite ke SPBU Rupit sebanyak 24.000 liter (24 kiloliter/kl) setiap tiga hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat maupun pengendara dari luar daerah yang melintasi wilayah itu.
Sehubungan dengan momen mudik Lebaran seperti saat ini kata dia penjualan BBM meningkat tajam dari hari-hari biasanya karena banyak pemudik yang melewati daerah itu mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.
"Biasanya 24 kl itu cukup untuk tiga hari, karena memang kami buka pagi sampai sore hari saja, tapi momen mudik Lebaran ini kami buka malam juga untuk pemudik," katanya.
Ia menambahkan untuk Lebaran Idul Fitri besok pihaknya akan tetap membuka SPBU apabila stok BBM masih tersedia, namun jika tidak ada pengiriman BBM maka SPBU akan ditutup sampai pengiriman datang.
"Kalau sore ini kiriman datang, besok Lebaran masih ada kami pasti buka, tapi kalau habis yah tutup, tergantung dari pengiriman, lihat saja besok," ujarnya.
Sementara menurut warga setempat, Sulaiman mengaku geram dengan ulah petugas SPBU Rupit yang masih melayani pembeli menggunakan jeriken dalam jumlah banyak, sehingga BBM di SPBU tersebut sering kehabisan.
"Lihat saja yang banyak beli pakai jeriken itu penjual minyak eceran di dekat SPBU itulah, sebenarnya mereka yang menghabiskan minyak itu, mereka timbun untuk dijual lagi dengan harga yang lebih mahal," katanya.
Menurut dia, penjualan BBM kepada masyarakat yang menggunakan jeriken di SPBU Rupit itu telah berlangsung cukup lama, bahkan pengisiannya tidak lagi secara tersembunyi.
"Sudah sering ditegur, bahkan sering juga ribut gara-gara pengisian jeriken ini, tapi mereka (petugas SPBU) masih tetap ngeyel," ujarnya.
Ia berharap pihak berwenang dalam hal ini PT Pertamina MOR II Sumbagsel harus memberikan teguran atau sanksi kepada karyawannya apabila menyalahi aturan dalam penyaluran BBM.
"Kalau aturannya sudah ada bahwa tidak boleh mengisi jeriken, tentu pihak Pertamina harus bertindak tegas, ini namanya penimbunan, wajar saja minyak di SPBU ini sering habis," tegasnya.
"Kalau Solar cukup, yang sering habis itu Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, dikirim Minggu (2/6) kemarin, malam tadi sudah habis, mungkin nanti sore kiriman datang lagi," kata petugas SPBU Rupit, Jalu di Musi Rawas Utara (Muratara), Selasa.
Ia mengatakan pengiriman BBM jenis Pertalite ke SPBU Rupit sebanyak 24.000 liter (24 kiloliter/kl) setiap tiga hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat maupun pengendara dari luar daerah yang melintasi wilayah itu.
Sehubungan dengan momen mudik Lebaran seperti saat ini kata dia penjualan BBM meningkat tajam dari hari-hari biasanya karena banyak pemudik yang melewati daerah itu mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.
"Biasanya 24 kl itu cukup untuk tiga hari, karena memang kami buka pagi sampai sore hari saja, tapi momen mudik Lebaran ini kami buka malam juga untuk pemudik," katanya.
Ia menambahkan untuk Lebaran Idul Fitri besok pihaknya akan tetap membuka SPBU apabila stok BBM masih tersedia, namun jika tidak ada pengiriman BBM maka SPBU akan ditutup sampai pengiriman datang.
"Kalau sore ini kiriman datang, besok Lebaran masih ada kami pasti buka, tapi kalau habis yah tutup, tergantung dari pengiriman, lihat saja besok," ujarnya.
Sementara menurut warga setempat, Sulaiman mengaku geram dengan ulah petugas SPBU Rupit yang masih melayani pembeli menggunakan jeriken dalam jumlah banyak, sehingga BBM di SPBU tersebut sering kehabisan.
"Lihat saja yang banyak beli pakai jeriken itu penjual minyak eceran di dekat SPBU itulah, sebenarnya mereka yang menghabiskan minyak itu, mereka timbun untuk dijual lagi dengan harga yang lebih mahal," katanya.
Menurut dia, penjualan BBM kepada masyarakat yang menggunakan jeriken di SPBU Rupit itu telah berlangsung cukup lama, bahkan pengisiannya tidak lagi secara tersembunyi.
"Sudah sering ditegur, bahkan sering juga ribut gara-gara pengisian jeriken ini, tapi mereka (petugas SPBU) masih tetap ngeyel," ujarnya.
Ia berharap pihak berwenang dalam hal ini PT Pertamina MOR II Sumbagsel harus memberikan teguran atau sanksi kepada karyawannya apabila menyalahi aturan dalam penyaluran BBM.
"Kalau aturannya sudah ada bahwa tidak boleh mengisi jeriken, tentu pihak Pertamina harus bertindak tegas, ini namanya penimbunan, wajar saja minyak di SPBU ini sering habis," tegasnya.