Kementan luncurkan vaksin rabies baru

id Vaksin rabies,Vaksin baru,Vaksin anjing,Vaksin hewan

Kementan luncurkan vaksin rabies baru

Ilustrasi - Petugas Dinas Peternakan menyuntikkan vaksin anti rabies pada seekor anjing milik warga (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Jakarta (ANTARA) - Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, meluncurkan vaksin rabies baru dengan nama Neorabivet.

Vaksin rabies yang menggunakan strain Pasteur ini dipastikan memiliki kualitas yang baik dan menjamin perlindungan hewan kesayangan dari ancaman penyakit rabies dengan durasi lebih dari 1 tahun.

"Dalam program pemberantasan rabies bertahap seluruh Indonesia 2030, diperlukan dukungan berupa ketersediaan vaksin yang berkualitas dan dalam jumlah besar. Adanya vaksin rabies baru ini tentu saja akan banyak membantu pemenuhan kebutuhan tersebut," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Ketut pada peresmian gedung baru Pusvetma Surabaya sekaligus peluncuran vaksin baru, menyampaikan adanya produk baru vaksin Neorabivet ini diharapkan dapat ikut mendukung sekaligus mendorong percepatan upaya pemberantasan rabies di Indonesia dengan target bebas tahun 2030.

Ada pun vaksin ini diproduksi oleh instansi pemerintah, sehingga kualitasnya dipastikan terjamin.

Senada dengan Ketut, Ni Made Ria Isriyanthi, mewakili Direktur Kesehatan Hewan menyampaikan bahwa nomor pendaftaran obat hewan untuk Neorabivet telah terbit dan vaksin sudah siap diedarkan dan dijual.

Pusvetma telah memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) yang diterbitkan oleh Ditjen PKH Kementan. Dengan CPOHB, kualitas produk Pusvetma dipastikan mampu memenuhi persyaratan mutu, khasiat, dan keamanan obat hewan, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk sejenis di pasaran.

Lebih lanjut Ketut menjelaskan bahwa saat ini vaksinasi merupakan metode mendasar sebagai upaya preventif, mempromosikan kesehatan, dan kesejahteraan hewan, serta mengurangi risiko paparan pathogen yang bersifat zoonosis.

Upaya vaksinasi tersebut telah berkontribusi secara signifikan untuk mengurangi tingkat kejadian berbagai penyakit hewan menular khususnya penyakit hewan menular strategis (PHMS).

Menurut dia, program vaksinasi yang efektif dan diimplementasikan secara luas, dapat menurunkan penggunaan antimikroba yang memberikan dampak terhadap berkurangnya risiko terjadinya resistensi antimikroba yang merupakan isu global baik di sektor kesehatan manusia maupun kesehatan hewan.

Ketut juga berpesan agar Pusvetma selalu bersinergi dan berkolaborasi dengan UPT Bidang Kesehatan Hewan lainnya, termasuk dengan perguruan tinggi dan pihak swasta, sehingga Pusvetma mampu menghasilkan inovasi-inovasi serta pengembangan metode terbaru untuk menghasilkan produk vaksin hewan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan konsumen.