Penghargaan dunia jadi modal tingkatkan kerajinan Indonesia
Gianyar, Bali (ANTARA) - Penghargaan dunia yakni “World Craft City” (WCC) atau kota kerajinan dunia akan menjadi modal untuk meningkatkan industri kerajinan di Kabupaten Gianyar, Bali, baik usaha kerajinan, pekerja, maupun pemasarannya di dalam dan luar negeri.
“Oleh karena itu, kami mengadakan pelatihan kepada pelaku berbagai produk kerajinan di antaranya tenun, perak, busana, dan aksesoris agar penghargaan sebagai kota kerajinan dunia memiliki nilai tambah, dan berdampak kepada peningkatan industri kerajinan Kabupaten Gianyar,” kata Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, ketua Dekranasda kabupaten Gianyar di Gianyar, Sabtu.
"Peningkatan kerajinan dalam hal kualitas, jumlah pengusaha, jumlah pekerja dan pemasarannya," kata Ida Ayu saat jumpa pers.
Kabupaten Gianyar akan menerima penghargaan sebagai kota kerajinan dunia (WCC). Penghargaan dunia itu akan diserahkan oleh President World Craft City Ghada hiijawi Quddumi dan Ketua Dekranas Mufidah Jusuf Kalla.
“Acara penerimaan penghargaan dunia ini bersamaan dengan peringatan HUT Kabupaten Gianyar akan diadakan di Bali Safari & Marine Park, Senin (23/4). Gubernur Bali I Wayan Koster juga akan hadir,” kata Ida Ayu Surya Adnyani.
Untuk mendapatkan nilai tambah, Dekranasda Gianyar mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha kreatif dengan mengundang perancang terkenal Musa Widiatmojo.
“Kami akan mencari ciri khas Kabupaten Gianyar sehingga berbagai kerajinan busana asal kabupaten ini mudah dikenali masyarakat. Ada ciri khas Gianyar, apalagi Gianyar punya semua sumber daya yang dibutuhkan dari perajin, talenta seni, kain tradisional, alat tenun tradisional, dan memiliki desainer yang andal,” kata Musa Widiatmojo yang hadir dalam jumpa pers mendampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar.
Di Indonesia sendiri baru dua kota yang mendapatkan penghargaan kota kerajinan dunia yakni Yogyakarta dan Gianyar. “Yogyakarta meraih penghargaan WCC karena batik, sementara Kabupaten Gianyar meraih penghargaan WCC untuk seluruh kerajinannya,” kata Ida Ayu Surya Adnyani.
Ketua penyelenggara pelatihan Gede Widarma Suharta mengatakan pelatihan terkait dengan penghargaan dunia ini diikuti 100 peserta berasal dari para perancang busana anggota Asperb Gianyar, pelaku usaha kreatif di bidang busana, guru dan murid SMK Jurusan Tata Busana, dan para pemangku kepentingan di bidang industri ini.
“Selama ini berbagai sektor kerajinan Gianyar berjalan sendiri-sendiri misalkan kerajinan tenun berjalan sendiri, kerajinan busana sendiri, kerajinan aksesoris sendiri. Nah dalam pelatihan ini, berbagai sektor kerajinan diintegrasikan agar produk mereka saling menunjang,” tambah Widarma Suharta.
Mengenai industri kerajinan di Kabupaten Gianyar, ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra mengungkapkan sampai akhir 2018, jumlah industri kerajinan mencapai 36.890 unit usaha, yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 81.946 orang.
“Hampir semua jenis industri kerajinan ada di Gianyar, yang dominan seperti kerajinan kayu, emas atau perak, tenun atau endek, bamboo, pangan dan kulit,” katanya.
"Peningkatan kerajinan dalam hal kualitas, jumlah pengusaha, jumlah pekerja dan pemasarannya," kata Ida Ayu saat jumpa pers.
Kabupaten Gianyar akan menerima penghargaan sebagai kota kerajinan dunia (WCC). Penghargaan dunia itu akan diserahkan oleh President World Craft City Ghada hiijawi Quddumi dan Ketua Dekranas Mufidah Jusuf Kalla.
“Acara penerimaan penghargaan dunia ini bersamaan dengan peringatan HUT Kabupaten Gianyar akan diadakan di Bali Safari & Marine Park, Senin (23/4). Gubernur Bali I Wayan Koster juga akan hadir,” kata Ida Ayu Surya Adnyani.
Untuk mendapatkan nilai tambah, Dekranasda Gianyar mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha kreatif dengan mengundang perancang terkenal Musa Widiatmojo.
“Kami akan mencari ciri khas Kabupaten Gianyar sehingga berbagai kerajinan busana asal kabupaten ini mudah dikenali masyarakat. Ada ciri khas Gianyar, apalagi Gianyar punya semua sumber daya yang dibutuhkan dari perajin, talenta seni, kain tradisional, alat tenun tradisional, dan memiliki desainer yang andal,” kata Musa Widiatmojo yang hadir dalam jumpa pers mendampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar.
Di Indonesia sendiri baru dua kota yang mendapatkan penghargaan kota kerajinan dunia yakni Yogyakarta dan Gianyar. “Yogyakarta meraih penghargaan WCC karena batik, sementara Kabupaten Gianyar meraih penghargaan WCC untuk seluruh kerajinannya,” kata Ida Ayu Surya Adnyani.
Ketua penyelenggara pelatihan Gede Widarma Suharta mengatakan pelatihan terkait dengan penghargaan dunia ini diikuti 100 peserta berasal dari para perancang busana anggota Asperb Gianyar, pelaku usaha kreatif di bidang busana, guru dan murid SMK Jurusan Tata Busana, dan para pemangku kepentingan di bidang industri ini.
“Selama ini berbagai sektor kerajinan Gianyar berjalan sendiri-sendiri misalkan kerajinan tenun berjalan sendiri, kerajinan busana sendiri, kerajinan aksesoris sendiri. Nah dalam pelatihan ini, berbagai sektor kerajinan diintegrasikan agar produk mereka saling menunjang,” tambah Widarma Suharta.
Mengenai industri kerajinan di Kabupaten Gianyar, ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra mengungkapkan sampai akhir 2018, jumlah industri kerajinan mencapai 36.890 unit usaha, yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 81.946 orang.
“Hampir semua jenis industri kerajinan ada di Gianyar, yang dominan seperti kerajinan kayu, emas atau perak, tenun atau endek, bamboo, pangan dan kulit,” katanya.