Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pusat Pembelaan Hak-hak Perempuan "Women`s Crisis Centre" Palembang, Sumatera Selatan, mengajak masyarakat atau orang tua yang memiliki anak remaja putri untuk mencegah terjadinya pernikahan dini bagi anaknya.
Kasus pernikahan dini hingga kini masih sering terjadi, kondisi tersebut menunjukkan masih rendahnya pemahaman masyarakat dampak negatif membangun rumah tangga dalam usia muda atau di bawah 17 tahun, kata Direktur Eksekutif Women`s Crisis Centre (WCC) Palembang, Yeni Roslaini Izi di Palembang, Jumat.
Pernikahan dini dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi, dan berpotensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena berdasarkan kasus yang ditangani pihaknya sebagai besar KDRT dialami perempuan yang menikah di usia muda.
Selain rentan terjadi keributan dan tindak kekerasan, pernikahan di usia muda bisa mengganggu program pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak negatif pernikahan dini dan berupaya melakukan pencegahan, pihaknya akan menggalakkan kampanye "Stop Pernikahan Dini".
Kampanye itu perlu digalakkan sebagai wujud kepedulian dan partisipasi aktivis WCC dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk serta upaya mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, ujarnya.
Menurut dia, untuk melindungi perempuan dari gangguan kesehatan reproduksi dan meminimalkan kasus tindak kekerasan terhadap perempuan itu, serta mendukung program pemerintah mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pihaknya terus berupaya melakukan kampanye tersebut.
Kegiatan yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat terutama remaja putri agar tidak menikah dalam usia muda difokuskan di sekolah tingkat SMA sederajat dan kampus perguruan tinggi, kata Yeni.
