Kemplang bakar, enak disantap selagi hangat

id Kemplang,Makanan palembang,Kemplang bakar,Pipa reja

Kemplang bakar, enak disantap selagi hangat

Kemplang yang dibakar dengan arang di produksi dan dijual di jalan Pipa Reja Palembang, Sabtu (14/7/18). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Salah satu makanan khas Kota Palembang yakni Kemplang paling enak disantap selagi masih hangat alias baru diangkat dari tungku dengan bakan bakar arang, kata salah satu produsen kemplang bakar Rani di Jalan Pipa Reja Kecamatan Kemuning Palembang. 

"Setiap hari banyak pembeli datang, karena mereka ingin makan kemplang yang langsung dipanggang dengan bara api atau menggunakan pasir, rasa yang gurih kemplang kalau masih hangat memang beda, lebih krenyes," ujar Rani kepada antarasumsel.com di di Palembang, Sabtu.

Sepanjang Jalan Pipa Reja memang sudah lama dikenal sebagai kawasan penjual kemplang bakar, setidaknya ada 20 pondok berjajar di pinggir jalan yang memajang bungkusan kemplang lengkap dengan tungku pembakarannya, ada dua warna pilihan kemplang yang tersedia di sini, yakni kuning dan putih.

Menurut Rani, kemplang berwarna putih adalah adonan asli tanpa campuran warna, sedangkan warna kuning berarti kemplang yang diberi kunyit saat diolah, namun rasa keduanya tidak berbeda jauh, tetap menjadi makanan khas masyarakat Palembang selain pempek.

Dia menjelaskan bahan baku kemplang sama dengan pempek yakni menggunakan olahan ikan dan tepung terigu, bedanya kemplang dijadikan sejenis kerupuk sehingga harus dikeringkan dan diolah dengan metode pemanggangan di atas kayu arang. 

"Banyak yang tanya cara pembuatan kemplang, sebenarnya tidak sulit bahkan cukup praktis dan bisa menggunakan bahan baku pempek, cuma bedanya kemplang harus dipipihkan, selanjutnya setelah berbentuk lempengan dijemur sekitar 3 - 4 hari dibawah terik matahari sampai warnanya mendekati cokelat," jelas Rani sembari membolak-balikan stik penjepit kemplang di atas tungku api. 

Setelah dijemur, kemplang dijepit dengan stik khusus terbuat dari kawat dan kayu sepanjang 50 cm,  langsung dipanggang di tungku khusus, dalam hitungan tak lebih dari 30 detik, kemplang akan mengembang dan langsung ditumpuk di atas tungku agar hangatnya kemplang tetap terjaga sampai dibungkus. 

Kemplang yang masih hangat gurih dan renyah dapat langsung disantap menggunakan sambal tradisonal yang bisa diminta dari penjual atau saus kemasan botol, tidak kalah nikmat pula jika dimakan dengan cuka pempek. 

"Kalau saya setiap hari menghabiskan 1.000 kemplang, rata-rata disini menjualnya dengan harga Rp15.000 perbungkus isi 40 kemplang. Sedangkan harga Rp10.000 perbungkis isi 22 kemplang," tambahnya.

Terkadang juga ada warga yang membeli kemplangnya dalam keadaan mentah untuk dikirim ke luar kota untuk oleh-oleh.

Meskipun hanya terdiri dari jajaran pondok-pondok papan, sentra produksi kemplang di Jalan Pipa Reja sudah dikenal luas hingga luar kota. 

Salah satu pembeli yang kebetulan berbelanja kemplang Firdaus mengaku sudah sering membeli kemplang buatan Rani baik untuk konsumsi sendiri maupun oleh-oleh kerabat. 

"Keluarga saya memang lebih suka kemplang di banding kerupuk, saya setiap minggu pasti beli disini, paling tidak untuk teman bersantap di rumah, atau kalau ada keluarga saya dari luar kota berkunjung, pasti saya beli kemplangnya disini buat oleh-oleh, daripada kemplang yang sudah dibungkus berhari-hari di toko, rasanya beda sekali, dan juga harganya lebih murah," kata Firdaus.