Moskow (ANTARA News Sumsel) - Kekalahan Jerman dari Meksiko 1-0 berdampak bagi seluruh pendukungnya baik yang datang ke Stadion Luzhniki, Kota Moskow tempat berlangsungnya laga tersebut, maupun di luar bahkan di negara lain yang terpantau melalui media sosial.
Usai laga yang awalnya banyak orang menjagokan Jerman sebagai juara dunia itu, seluruh pendukung Jerman baik warga Jerman maupun warga negara lain seperti Indonesia, Jepang dan China terlihat lesu ketika keluar dari stadion itu.
Mey Ling, warga China yang datang dengan tiga rekan perempuan lainnya dari negeri panda itu mengaku sempat menangis ketika peluit panjang ditiupkan wasit yang memimpin pertandingan Alireza Faghani asal Iran dibantu dua rekan senegaranya yakni Reza Sokhandan dan Mohamadreza Mansouri Pendukung asal Indonesia Tanuhardi pun merasakan kekecewaannya karena harapan ingin melihat tim Panzer menang namun yang ditemui kebalikannya, jauh dari perkiraan banyak orang.
Ia mengakui permainan Meksiko bagus dengan serangan baliknya serta kepiawaian Javier Hernandez atau Chicarito yang mampu membuat gerakan tanpa bola sehingga membongkar pertahanan lawan, tetapi masih ada celah untuk bisa mengatasi dengan permainan khas Jerman.
Beberapa kali, lanjutnya, peluang dari anak-anak asuhan Joachim Loew kandas baik di lini pertahanan, tendangan tak terarah hingga beberapa kali diselamatkan oleh penjaga gawang Meksiko.
Mahasiswa asal Indonesia di Rusia yang juga pendukung Jerman, Teja Tjakradiningrat tak beda dengan pendukung lainnya. Kekecewaan itu tak bisa dihindarkan. Apalagi guna menyaksikan dan mendukung tim Jerman ia harus rela menyisihkan uang bulanan guna membeli atribut seperti syal tim Panzer itu.
Teja pun mengaku kesal beberapa kali upaya serangan Jerman kandas di tangan penjaga gawang. Ia menilai penjaga gawang Meksiko Guillermo Ochoa tampil pada peformanya dan dinilainya sebagai pemain terbaik pada laga itu.
Sementara para pendukung asal Jerman yang awal laga hingga gawang Manuel Neuer belum kebobolan dari aksi Hirving Lozano, yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pendukung Meksiko, masih berteriak sambil mengibarkan bendera negaranya, selanjutnya terdiam.
Sepanjang jalan dari pintu ke luar stadion Luzhniki hingga ke stasiun kereta (metro) tidak banyak gerakan ataupun aktivitas dilakukan mereka. Hanya sesekali berfoto dengan latar stadion tersebut.
Namun, terkadang saat berfoto itu ada saja tingkah usil dari pendukung Meksiko yang langsung masuk dalam kelompok jangkauan yang akan diabadikan, dan langsung mengajak salaman sambil berpelukan.
Di dalam kereta pun mereka lebih banyak terdiam. Sepasang suami-istri yang datang khusus dari Jerman untuk memberikan dukungan, bahkan pipi sang istri dibubuhi gambar bendera negaranya, serta mereka pun membawa bendera, hanya mengatakan kecewa, sambil mengangkat kedua pundaknya.
Mereka pun tak menjawab ketika beberapa orang Argentina yang juga menyaksikan laga itu, berdiri di depannya, bertanya apa penyebab kekalahan tim besutan Joachim Loew itu. Tetap dengan gelengan kepala dan mengangkat pundaknya.
Obrolan kekalahan Jerman dari Meksiko terus berlangsung hingga di dalam rumah makan siap saji. Di situ kumpul beberapa orang yang baru menyaksikan pertandingan. Dengan bahasa Rusia--menurut mahasiswa Indonesia di Rusia yang paham dialek tersebut, mereka pun kecewa dan tak mengira.
Kekecewaan pun diungkapkan mereka yang tidak menonton langsung di Stadion Luzhniki. Terpantau melalui media sosial beberapa pendukung Jerman mengungkapkannya. Sahabat dari Lampung bahkan menulis hari ini tidak ingin melakukan apa-apa lantaran Jerman kalah.
Begitu pun rekan dari Gorontalo, yang memang pendukung fanatik tim panzer sejak dulu, bahkan dia mengerti setiap pemain dari tahun ke tahun, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Postingnya di media sosial atas kekecewaannya itu mendapat tanggapan beragam. Bagi yang pendukungnya sama, mendapat komentar menyejukkan. Sebaliknya bagi yang tak suka tim Jerman menjadi ajang "pembantaian" melalui kata-kata.
Ada harapan Pendukung Jerman lainnya meski mengakui kecewa atas kekalahan tersebut, optimistis masih ada harapan untuk bisa lolos ke babak 16 besar dengan syarat bisa memenangkan dua laga tersisa dalam babak penyisihan.
Otto, misalnya, ia yang datang bersama beberapa rekannya mengatakan tak bisa menutupi kekecewaan atas kekalahan itu. Dia pun meramalkan seharusnya bisa menang atau minimal bermain imbang.
Dia pun mengaku timnya bermain tidak seperti biasa karena banyak bola lepas dan penyelesaian kurang maksimal. Beberapa kali peluang ada, tetapi tidak bisa jadi gol, katanya.
Dia pun berharap pada dua laga tersisa melawan Korea Selatan dan Swedia tim panzer harus bisa menang guna mengejar angka untuk bisa melaju ke babak selanjutnya.
Pelatih timnas Jerman Joachim Loew, dalam keterangannya mengatakan tidak perlu panik atau diperlukan perubahan radikal meski pertahanan timnya kembali terlihat rapuh saat mereka kalah 0-1 dari Meksiko pada pertandingan pembukaan saat mereka berupaya mempertahankan Piala Dunia-nya.
Jerman memperlihatkan begitu banyak kesalahan sebagaimana yang dilakukan mereka dalam beberapa pertandingan terakhir, dan Meksiko tentu saja telah mengerjakan "pekerjaan rumahnya" ketika mereka kembali mengeksploitasi sang lawan dan semestinya dapat mencetak lebih banyak gol.
Loew pun pada konferensi pers mengakui, pada babak pertama timnya bermain sangat buruk. Tidak mampu menerapkan cara bermain yang biasanya.
Namun, lanjut dia, timnya tidak akan terpecah sekarang dan menjadi tanpa kepala dan melakukan sesuatu yang berbeda. Tidak perlu panik hanya karena kalah dalam satu pertandingan.
Mungkin sebagian orang akan berpikir Jerman kesulitan membalikkan peruntungan pada pertandingan-pertandingan tersisa melawan Swedia dan Korea Selatan, namun sudah jelas bahwa beberapa hal tidak berjalan dengan baik bagi sang juara dunia empat kali.
Loew tidak keberatan menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi timnya. Mereka tidak melapis ruang-ruang, tidak memainkan permainan menyerang seperti biasa. Mereka kalah penguasaan bola terlalu sering dan harus melapis jarak-jarak yang besar, maka Meksiko memiliki ruang untuk serangan balik.
Ketika ini mengenai masalah operan, lanjutnya, para pemain sedikit lalai, yang tidak familiar ketika dia melihat ke tim ini.
Sang pelatih pun mengatakan, mereka harus mampu berkonsentrasi pada titik-titik kuat tim itu, dan harus mampu mengatasinya dalam dua pertandingan terakhir.