Tradisi Ceng Beng momen berkumpul keluarga warga Tionghoa

id ceng beng,warga tionghoa,kumpul bersama keluarga, rayakan ceng beng,ziarah ke makam,perkuburan warga tionghoa

Tradisi Ceng Beng  momen berkumpul keluarga warga Tionghoa

Sejumlah warga keturunan Tionghoa melakukan ritual Ceng Beng di kompleks pemakaman Talang kerikil Palembang, Sumsel, Minggu (1/4). (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/I016/18)

....Keluarga kami ada yang memeluk agama Islam, Budha, dan Katolik tapi tetap semangat untuk selalu kumpul saat Ceng Beng....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Tradisi Ceng Beng atau berziarah ke makam leluhur bagi warga keturunan Tionghoa menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga yang jauh atau diperantauan.

"Bila Sincia (Tahun baru imlek) kita rayakan dengan keluarga masing-masing di kota kita tinggal, tapi Ceng Beng kita niat pulang kampung kumpul dan ziarah," ujar salah satu warga tionghoa yang berziarah bersama keluarga besarnya, Punarya di sela perayaan Ceng Beng di Pemakaman Talang Kerikil, Minggu (1/4).

Pada momen Ceng Beng, ia mengakui bisa bertemu dengan saudara kandung dan sepupu-sepupu yang tinggal di kota yang berbeda.

"Ada yang berangkat dari Lampung, Jambi, Banyuasin, Bahkan dari Kudus," Ungkap wanita yang berusia 40 tahunan ini.

Momen ini dimanfaatkannya untuk bisa bernostalgia dengan saudara jauh terutama dengan makanan khas Palembang, pempek.

" Sengaja bawa pempek untuk ziarah supaya bisa makan sama-sama usai sembahyang," ujar dia disambut tawa keluarga lainnya saat berteduh di bawah pohon di salah satu sudut makam.

Punarya mengakui bila keluarga besarnya saat ini memiliki keyakinan yang berbeda namun tidak menyurutkan keinginan mereka untuk menjalani tradisi ini.

"Keluarga kami ada yang memeluk agama Islam, Budha, dan Katolik tapi tetap semangat untuk selalu kumpul saat Ceng Beng," ujar wanita yang seharinya menjalankan usaha bahan bangunan ini.

Sejak pukul 06.00 warga Tionghoa sangat antusias melaksanakan tradisi ziarah Ceng Beng ini. Hal ini terlihat dari macetnya sepanjang jalan menuju Kompleks pemakaman Talang Kerikil.

Koordinator penyelenggaaraan Ceng Beng, Chandra Husin mengatakan akhir pekan ini sudah diprediksi penyelenggara sebagai hari perayaan Ceng Beng yang paling ramai.

"Ceng Beng sendiri ditetapkan pada hari ke lima belas Jumat enam April depan tapi sejak kemarin warga tionghoa sudah bisa merayakan," ujarnya.

Hari minggu sendiri sebagai hari libur sangat potensial dipilih karena menghindari waktu anak sekolah. Tidak hanya itu, lewat dari hari jumat yang bertepatan dengan Jumat agung yang dirayakan umat nasrani.

"Lewat dari hari ini warga tionghoa masih bisa melakukan tradisi Ceng Beng," ujar dia.

Ia juga menjelaskan Ceng Beng tahun ini mengerahkan 300 personel keamanan baik dari Polri, TNI, dan Brimob.

"Kami juga mengerahkan puluhan panitia yang bertugas mengarahkan para warga yang datang," ujarnya.