Etnis Tionghoa di Belitung sembahyang Cheng Beng di rumah

id Cheng Beng,belitung,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Etnis Tionghoa di Belitung sembahyang Cheng Beng di rumah

Dokumentasi Marga Chin di Belitung ketika sembahyang bersama pada perayaan Cheng Beng tahun lalu, ANTARA/Kasmono

Belitung,Babel (ANTARA) - Etnis Tionghoa dari Marga Chin di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melaksanakan sembahyang Cheng Beng di rumah guna mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19 di daerah itu.

"Untuk Cheng Beng tahun ini sembahyang di pekuburan tidak ada, jadi diganti sembahyang di rumah," kata salah seorang masyarakat Tionghoa marga Chin, Rendi Gunawan di Tanjung Pandan, Sabtu.

Menurut dia, jika biasanya rangkaian perayaan Cheng Beng berupa sembahyang bersama dilakukan di pekuburan leluhur mereka, namun tahun ini ditiadakan dan pelaksanaan sembahyang digantikan di rumah masing-masing.

"Rangkaiannya hanya berdoa saja biasanya ada kajian tetapi tidak sebanyak yang di kuburan itu karena kalau di kuburan kan gabungan dari semua kalau ini masing-masing di rumah seperti sembahyang rebut," ujarnya.

Ia menyebutkan, puncak perayaan Cheng Beng pada tahun ini jatuh pada 5 April mendatang, dan imbauan ini juga sudah disampaikan kepada marga Chin secara khusus yang ada di daerah itu agar sembahyang dilakukan di rumah.

"Jadi ini khusus untuk marga Chin kalau marga yang lain tidak tahu mungkin ada yang merayakan di pekuburan," katanya.

Rendi menambahkan, pada tahun ini perayaan Cheng Beng cukup berbeda dibandingkan biasanya disebabkan merebaknya wabah COVID-19.

Namun, dirinya memaklumi kondisi ini dan tetap memaknai keluhuran perayaan Cheng Beng dengan sebaik mungkin meskipun rangkaian sembahyang Cheng Beng hanya dari rumah saja.

"Sebenarnya ada yang kurang tetapi apa boleh buat harusnya setiap tahun pelaksanaannya di makam tapi kalau kondisinya seperti ini kita tidak boleh paksakan," ujarnya.

Selain itu, ia menuturkan hal berbeda lainnya pada perayaan Cheng Beng tahun ini adalah beberapa kerabat dan keluarga dari luar daerah yang biasanya pulang ke kampung halaman terpaksa batal diakibatkan wabah COVID-19.

"Kalau keluarga saya batal pulang jadi keliatannya ada 80 persen yang tidak pulang," katanya.