Bengkulu (Antaranews Sumsel) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkulu mengusulkan Pulau Mega, pulau terluar seluas 300 hektare di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, menjadi lokasi bongkar muat atau (transhipment) batu bara.
"Pulau Mega itu diusulkan jadi lokasi 'transhipment' untuk mengakomodir kapal berbobot besar yang mengangkut batu bara," kata Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Bengkulu, Suhardi di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan pendangkalan alur masuk Pelabuhan Pulau Baai membuat kapal-kapal berbobot puluhan ribu ton tidak bisa masuk ke pelabuhan tersebut.
Untuk menjawab hal ini, dibutuhkan infrastruktur lain yang dapat memfasilitasi "transhipment" batu bara dengan bobot kapal antara 50 ribu hingga 60 ribu ton.
Pemerintah sempat menjadikan Pulau Tikus yang berada di wilayah perairan Kota Bengkulu sebagai lokasi transhipment, namun mendapat penolakan dari nelayan dan pertimbangan ekologis lainnya.
"Karena itu perlu solusi lain yaitu menjadikan Pulau Mega sebagai lokasi bongkar muat," ucapnya.
Teknisnya kata dia, kapal berbobot besar itu bisa mengisi batu bara di kolam Pelabuhan Pulau Baai dengan bobot tertentu dan mengisi penuh di wilayah perairan Pulau Mega, berjarak 74 mil dari Pelabuhan Pulau Baai.
Saat ini lanjut Suhardi, aktivitas transhipment batu bara dari Bengkulu dilakukan di wilayah Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Diperkirakan sebanyak 150 ribu ton batu bara dari Bengkulu keluar melalui Pulau Pagai, Sumatera Barat.
"Bengkulu tidak mendapatkan pemasukan dari aktivitas ini karena wilayah 'transhipment' itu masuk Sumatera Barat," kata dia.
Pulau Mega adalah salah satu pulau terluar tak berpenghuni yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.
Pulau Mega diusulkan lokasi bongkar muat batu bara
Dokumentasi- Tongkang mengangkut tambang batu bara. (ANTARA/Kasriadi/Ang)
