London (ANTARA Sumsel) - Cita rasa kopi Indonesia yang khas menarik perhatian dan digemari oleh masyarakat Inggris yang datang di "London Coffee Festival" (LCF) yang diadakan di Old Truman Brewery London, akhir pekan ini.
Sejak diselenggarakan tahun 2011, peserta dan pengunjung London Coffee Festival (LCF) terus meningkat, diperkirakan lebih dari 35 ribu orang mengunjungi Festival ini atau hampir 9.000 orang/hari, demikian Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI London Hastin Dumadi kepada Antara London, Minggu.
Menurut Hastin Dumadi, tercatat 200 perusahaan kecil hingga besar berpartisipasi di Festival ini, seperti Starbucks, Illy, Lavazza hingga perusahaan kecil dan menengah seperti Altwien, Novell yang menjual kopi robusta dari Sumatera, Coffee Monger yang menjual kopi arabika dari Jawa Timur.
Festival tahun ini, beberapa perusahaan "roasters" lain, juga ada Cafe Pod yang menjual kopi dari wilayah sekitar Danau Laut Tawar, serta Extract Coffee Roasters mengimpor kopi dari berbagai wilayah Indonesia, Peros yang membeli kopi dari wilayah Sumatera, Matthew Algie yang membeli kopi dari Sulawesi.
Selain pameran kopi untuk jenis robusta dan arabika, beberapa perusahaan menjual mesin pemroses minuman kopi dan juga gelas serta celemek untuk para barista kopi.
Dari pengamatan Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI London Hastin Dumadi, rata-rata perusahaan roasters kopi yang menjual kopi Indonesia di pameran tersebut dalam bentuk biji sangrai (roasted beans), namun ada pula yang dalam bentuk kapsul untuk dimasukkan ke dalam mesin pemroses kopi seperti dijual perusahaan CafePod.
Lara Hunter-Rodwell dari Peros yang merupakan bagian dari perusahaan kopi besar Bewleys menyebutkan minat pembeli untuk kopi dari Indonesia seperti dari Sumatera seperti juga cukup baik dan terus meningkat.
Hal yang senada dengan Lara, juga disampaikan Ashley Quinn dari Extract Coffee Roasters menyebutkan permintaan kopi khususnya kopi arabika dari Indonesia trennya terus naik, namun perusahaannya kadangkala mengalami kesulitan mendapat pasokan kopi yang stabil dari Indonesia.
Hal yang sama juga diungkapkan perusahaan Novell yang sejak awal tahun ini belum menjual kopi dari Indonesia, karena mereka tidak mendapatkan pasokan.
Sementara itu Brooke dan Tarek El Khazindar, pemilik perusahaan Coffee Monger's yang banyak menjual kopi arabika dengan nama "Mercator - Java" mengatakan dengan semakin tingginya minat minum kopi dari masyarakat Inggris, perusahaannya ingin meningkatkan impor kopi dari Indonesia yang dianggapnya memiliki cita rasa yang khas.
Selain kopi dari Indonesia, beberapa kopi lain yang banyak dijual dalam pameran tersebut adalah kopi-kopi yang berasal dari negara-negara Amerika Latin termasuk Brazil, Guatemala, Nikaragua serta dari Afrika termasuk Kenya, Ethiopia dan Tanzania.
Produksi kopi Indonesia memang cukup berfluktuasi. Pada tahun 2014 Indonesia merupakan negara produsen kopi ke-4 terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Indonesia Rata-rata 31 persen dari total ekspor kopi Indonesia adalah ke Eropa. Dengan semakin meningkatnya permintaan kopi dunia termasuk dari Inggris, di mana cukup besarnya penduduk Inggris dibandingkan negara Eropa lainnya, para eksportir Indonesia masih mempunyai banyak peluang untuk mengekspor kopi ke Inggris, ujarnya.
Perusahaan Indonesia dapat mengirimkan "sample" produk kopinya ke berbagai perusahaan importir kopi di Inggris yang mudah diperoleh informasinya karena masing-masing perusahaan mempunyai laman atau "website".
Para eksportir kopi juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini tahun depan yang diselenggarakan awal April 2017.