Palembang, (ANTARA Sumsel) - Seniman dan Budayawan Palembang, Sumatera
Selatan, Kemas Anwar Beck mengapresiasi rencana pemerintah kota
memasukkan bahasa Palembang sebagai muatan lokal dalam mata pelajaran di
sekolah.
"Rencana memasukkan bahasa Palembang dalam pelajaran di sekolah
patut diapresiasi dan harus segera diwujudkan karena dapat mendukung
program pelestarian alat komunikasi khas masyarakat Bumi Sriwijaya yang
kini dikembangkan pengurus Kerukunan Keluarga Palembang (KKP)," kata
Kemas Anwar di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, sekarang ini bahasa Palembang asli sudah tidak
banyak lagi yang menggunakannya, jika tidak ada upaya pelestariannya
bisa terancam punah.
Dengan dimasukkannya bahasa Palembang sebagai pelajaran muatan lokal
di sekolah yang diharapkan diterapkan di semua tingkatan (SD-SMA),
anak-anak sebagai generasi penerus tetap mengenal bahasa daerah warisan
budaya setempat dan menggunakannya sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Menurut dia, untuk melestarikan bahasa asli daerah yang dikenal
dengan makanan pempek ini dibutuhkan dukungan dari semua pihak dan
lapisan masyarakat.
"Tidak mungkin pengurus KKP mampu melakukan upaya pelestarian bahasa
daerah sendirian karena memiliki keterbatasan tenaga pengajar, tempat,
dan dana," katanya.
Sambil menunggu diterapkannya muatan lokal pelajaran bahasa
Palembang di sekolah, sejak dua tahun terakhir pihaknya telah membuka
kelas belajar bahasa daerah.
Kelas belajar bahasa asli Palembang yang dibuka di Sekretariat KKP
pada setiap Minggu sore sekitar pukul 16.00-18.00 WIB itu cukup diminati
masyarakat setempat, terbukti kelas yang dibuka dipenuhi masyarakat
umum dari berbagai kalangan dan usia.
Kelas belajar bahasa itu terbuka untuk umum. Bagi pelajar,
mahasiswa, dan masyarakat yang berminat mengikuti pelajaran bahasa
daerah tersebut dapat menghubungi pengurus dan petugas Sekretariat KKP
di kawasan Jalan POM IX Kampus Palembang, kata Anwar.
Budayawan apresiasi bahasa Palembang jadi pelajaran sekolah
....Dengan dimasukkannya bahasa Palembang sebagai pelajaran muatan lokal di sekolah yang diharapkan diterapkan di semua tingkatan (SD-SMA), anak-anak sebagai generasi penerus tetap mengenal bahasa daerah warisan budaya setempat dan menggunakannya seb