Agung Laksono: Mentawai miliki keindahan alam dan keunikan budaya

id Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise, keindahan alam mentawai, keunikan budaya mentawai indonesia

Agung Laksono: Mentawai miliki keindahan alam dan keunikan budaya

Ilustrasi - Kelompok musik dan tari asal Mentawai "Togat Nusa" yang berarti anak pulau ini memainkan lagu dan tarian pada ajang Sawahlunto International Music Festival (FOTO ANTARA)

...Kegiatan ini merupakan kerja sama internasional, dan bukan saja untuk tingkat ASEAN, bahkan Asia dan dunia...
(ANTARA Sumsel) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan keindahan alam dan keunikan budaya Mentawai, Sumbar, menjadi salah satu latar belakang digelarnya Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (DiREX) 2014.

Kegiatan latihan yang melibatkan sipil dan militer dari negara-negara yang tergabung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur, yaitu 10 negara anggota ASEAN, serta China, Jepang, Korea, India, Selandia Baru, Australia, Amerika dan Rusia itu sebagai sarana memelihara dan menjalin kerja sama yang baik dalam penanggulangan kedaruratan bencana.

"Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang memiliki keindahan alam yang luar biasa, keindahan ombak lautnya disukai oleh para peselancar tingkat dunia," kata Agung Laksono saat Apel Siaga Mentawai Megathrust DiREX 2014 di Landasan Udara (Lanud) Tabing, Padang, Kamis.

Ia menambahkan, Mentawai juga memiliki budaya yang unik, tapi di sisi lain menurut para ahli diprediksi akan terjadi gempa bumi dengan skala 8,9 SR pada 15 km sebelah barat laut Pulau Siberut dengan kedalaman 12 km dengan jangkauan di sepanjang pesisir wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, Sibolga hingga pesisir barat wilayah Aceh.

Agung menyebutkan, tidak ada seorang pun yang mengharap terjadinya musibah bencana, tapi harus dipahami bahwa Indonesia memang berada di kawasan rawan bencana sehingga diperlukan kesiapsiagaan dengan cara pelatihan.

"Ini merupakan bentuk dari negara kita yang sangat peduli dalam rangka pemantapan living in harmony disaster. Ini sebagai latihan yang tidak perlu ditakuti karena negara lain yang juga merupakan daerah rawan bencana seperti Jepang juga melakukan hal ini dengan tujuan untuk mengurangi korban, meskipun kita tidak berharap terjadinya bencana," tuturnya.

Sebagai negara yang rawan bencana, kata Agung, Pemerintah Indonesia juga telah menyusun masterplan pengurangan risiko bencana tsunami untuk memberikan perlindungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tsunami di Indonesia.

Kegiatan Mentawai Megathrust DiREX 2014 ini, katanya, merupakan salah satu implementasi dari program prioritas dari masterplan pengurangan risiko bencana tersebut.

Agung Laksono menyebutkan, Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise 2014 terdiri dari beberapa kegiatan latihan, yang meliputi "Table Top Exercise", "Command Post Exercise", "Field Trainning Exercise", termasuk evakuasi mandiri masyarakat dan kegiatan "Humanitarian Civic Action".

Pelatihan yang juga diikuti organisasi internasional seperti AHA center, PBB dan IFRC ini, dan menelan biaya mencapai Rp19 miliar itu, menurut  Agung, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan melalui information sharing, mengatasi kesenjangan kerjasama internasional, dan memperkuat keterpaduan operasi antarpemangku kepentingan guna membangun ketangguhan kawasan dalam menghadapi bencana.

"Kegiatan ini merupakan kerja sama internasional, dan bukan saja untuk tingkat ASEAN, bahkan Asia dan dunia," katanya.  

Kegiatan Geladi lapangan FTX Mentawai Megathrust DiREX 2014 akan dilaksanakan di Kota Padang dan di daerah Kepulauan Mentawai, meliputi Pulau Sipora dan Siberut Selatan dengan melibatkan 3.891 orang, yakni dari TNI 1.940 orang, dan sisanya dari sipil, BNPB, Kominfo, Kemsos, Kemkes, Polri, ESDM, Kemhub, Basarnas, PMI, serta dinas terkait di Pemrov Sumbar dan Kepulauan Mentawai.

Wakil Presiden Boediono direncanakan akan meninjau gelar personel dan peralatan Mentawai Megathrust DiREX 2014 di Pantai Purus Padang pada Jumat (21/3).