Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Jalan Lintas Sumatera ruas Panjang-Rajabasa di Kota Bandarlampung semakin macet dan berdebu tebal di sejumlah titik, sementara perbaikan jalan ini dikhawatirkan tidak akan rampung sesuai target pada Oktober 2013.
Kondisi Jalinsum ruas Panjang-Rajabasa, Sabtu, terjadi kemacetan panjang kendaraan pada sejumlah titik, seperti kawasan samping Universitas Lampung (Unila) dan perempatan Kelurahan Sukarame, serta pertigaan pos patroli jalan raya (PJR) hingga pertigaan Panjang.
Kemacetan itu terjadi akibat perbaikan dan pelebaran ruas Jalinsum itu yang belum juga rampung, seperti di perempatan Sukarame.
Akibatnya, kendaraan yang melewati jalan itu kerapkali saling menyalip, sementara kondisi badan jalan rusak parah.
Kemacetan panjang selalu terjadi mulai dari kawasan pos PJR hingga pertigaan Panjang.
Waktu tempuh pertigaan PJR ke Panjang bahkan bisa mencapai satu jam lebih, padahal waktu tempuh normal hanya sekitar 7 menit.
Selain mengalami kemacetan, Jalinsum ruas Panjang-Rajabasa juga berdebu tebal, sehingga dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat di sekitar jalan lintas itu, maupun terhadap pengendara yang menggunakan jalan tersebut.
Di perempatan Sukarame, debu tebal dari jalan itu memenuhi rumah dan bangunan lainnya, seperti sekolah TK, SD, rumah sakit, hotel, dan rumah makan yang ada di sisi kiri dan kanan jalan ini.
Karena itu, warga mengharapkan pemerintah dan kontraktor segera menuntaskan perbaikan jalan di perempatan Sukarame itu.
Menurut para pengguna jalan itu, debu tebal di jalan tersebut terjadi karena badan jalan yang sudah diuruk tidak segera diaspal. Akibatnya, debu tebal selalu mengepul saat kendaraan melewatinya.
Padahal sebagian besar kendaraan tujuan Pelabuhan Panjang dan Bakauheni di Lampung Selatan harus melintasi perempatan Sukarame itu.
Karena itu, warga sekitar jalan tersebut berharap perbaikan kawasan dimaksud segera dituntaskan untuk mengurangi pencemaran udara oleh debu dari jalan negara itu, sekaligus memperlancar arus lalu lintasnya.
"Perbaikan perempatan Jalinsum seperti di Sukarame ini mestinya segera dituntaskan, apalagi setelah ditimbun dengan tanah urukan. Jika perbaikannya tidak diselesaikan secepatnya, pencemaran udara dari debu yang bertebaran di sekitarnya akan makin parah saat kemarau," kata Ute, salah satu warga Sukarame.
Debu tebal juga menutupi bangunan di sejumlah titik mulai dari perempatan Kalibalok hingga pertigaan Panjang, karena sebagian badan jalan itu juga tak kunjung diaspal.
Berkaitan itu, warga menyatakan harapannya, agar penyelesaian Jalinsum segera dituntaskan dan pemerintah perlu intensif mengawasinya sehingga target penyelesaiannya tercapai.
Sejak Oktober 2012 lalu, perbaikan dan pelebaran Jalinsum ruas Panjang-Rajabasa di Bandarlampung sepanjang 18,5 km dilaksanakan dengan pembiayaan dari Bank Dunia dan dukungan APBN.
Dua pemenang tender proyek Jalinsum ini adalah PT Conbloc Infratecno (CI), dan PT Duta Graha Indah (DGI).
PT CI melakukan pengerjaan mulai ruas Jalinsum di Rajabasa sampai Jl Tirtayasa sejauh 10 km, dengan nilai proyek Rp133,4 miliar.
Pengerjaan proyek oleh PT DGI mulai dari Tirtayasa sampai Panjang sejauh 8,1 km, dengan nilai proyek Rp97,2 miliar.
Sebelumnya, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menargetkan pengerjaan Jalinsum itu akan tuntas pada Oktober 2013.
Namun, pelebaran Jalinsum diperkirakan tidak akan tuntas pada Oktober 2013 seperti ditargetkan bila peralatan yang digunakan dan pekerjanya tidak diperbanyak.
Jalinsum Panjang-Rajabasa semakin macet
Ilustrasi - Jalan macet (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah/12)
...Kondisi Jalinsum ruas Panjang-Rajabasa, Sabtu, terjadi kemacetan panjang kendaraan pada sejumlah titik, seperti kawasan samping Universitas Lampung (Unila) dan perempatan Kelurahan Sukarame, serta pertigaan PJR...
