Pakai baju adat pancing warga tidak Golput

Palembang (ANTARA Sumsel) - Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara 23 dan 22 kawasan Seduduk Putih, Palembang, mengenakan pakaian adat untuk memancing warga sekitar tidak menjadi golongan putih pada Pemilihan Kepala Daerah Sumsel, Kamis.

"Setiap ada hajatan pemilihan umum diupayakan petugasnya seragam, supaya terlihat kompak dan menarik warga untuk datang ke TPS," kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 23 H Nurdin Rowi.

Ia mengemukakan, untuk mencapai tujuan itu, para petugas rela menyisihan sebagian honor untuk membeli pakaian bermotif jumputan khas Palembang dan penutup kepala "tanjak".

"Setiap anggota KPPS rela honornya dipotong Rp125.000 untuk membeli baju. Bagi kami, ini bukan masalah karena pesta demokrasi wajar jika dirayakan," ujarnya.

TPS 23 merupakan tempat calon Wakil Gubernur Sumsel Hj Maphilinda dan keluarga menyalurkan hak suara dalam Pemilihan Kepala Daerah bersama sang suami tercinta H Syarial Oesman beserta dua putrinya, Melinda (26) dan Belinda (17).

Sebanyak 446 orang terdaftar sebagai mata pilih di TPS itu yang terdiri dari 220 orang laki-laki dan 226 perempuan.

Pada pemilihan Kepala Daerah Sumsel tahun 2008 lalu, H Syarial Oesman yang bertarung memperebutkan kursi nomor satu meraih kemenangan telak di TPS itu.

Harapan serupa juga disampaikan Hj Maphilinda.

"Saya berharap menang di TPS sendiri dulu, dan yakin para tetangga masih tetap loyal," kata Maphilinda.

Empat pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel maju pada pemilihan kepala daerah yakni Eddy Santana Putra-Wiwit Tatung (ESP-WIN) (nomor urut 1), Iskandar Hasan-Hafisz Tohir (nomor urut 2), Herman Deru-Maphilinda Syahrial Oesman (Derma) nomor urut 3 dan Alex Noerdin-Ishak Mekki (nomor urut 4).

Pemilihan Gubernur Sumsel ini juga berbarengan dengan Pilkada di empat kabupaten yakni Banyuasin, Empat Lawang, Lahat, dan Ogan Komering Ilir.