Jokowi dan impian Deep Tunnel Jakarta

id Deep Tunnel Jakarta, jokowi

Jokowi dan impian Deep Tunnel Jakarta

Joko Widodo (FOTO ANTARA)

Bukan Joko Widodo namanya bila tidak membuat terobosan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Jakarta walaupun masih sebatas wacana namun lontaran ide dan gagasannya cukup membuat banyak kalangan terkejut termasuk salah satunya keinginan untuk mewujudkan "deep tunnel" di Jakarta seperti yang pernah diwacanakan oleh Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso.

"Salah satu permasalahan utama yang tengah dihadapi Jakarta adalah banjir. Masalah ini harus cepat diselesaikan. Deep tunnel ini merupakan salah satu terobosan untuk menyelesaikan masalah itu," kata Gubernur DKI Joko Widodo saat melakukan peninjauan saluran air di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Rabu (26/12) lalu.

Jokowi mengungkapkan sampai saat ini rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan. Kemungkinan, kata dia, Awal Januari 2013 mendatang baru ada kepastian mengenai pelaksanaan proyek deep tunnel itu.

Sementara itu, terkait masalah pendanaan, Joko Widodo mengaku akan menggandeng sejumlah investor untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan proyek tersebut.

"Jadi, proyek ini nantinya tidak hanya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI, tetapi saya juga akan mencari investor untuk turut serta dalam proyek ini, karena memang butuh dana yang sangat banyak," katanya.

Ia menargetkan pengerjaan proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan. Jokowi juga memastikan dalam pelaksanaannya nanti, proyek itu tidak akan mengganggu arus lalu lintas, karena menggunakan alat bor di bawah tanah.

"Rencananya, deep tunnel ini memiliki diameter hingga 16 meter, dan akan dibangun di sepanjang Jalan MT Haryono sampai Pluit, Jakarta Utara," ujarnya.

Impian adanya deep tunnel di Jakarta sebetulnya bukan barang baru di Jakarta. Sebelumnya pada 2007 sebelum mengakhiri masa tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso sudah mewacanakan hal tersebut, termasuk kebutuhan anggaran sebesar Rp16 triliun.

Mantan Pangdam Jaya itu bahkan sudah melakukan kunjungan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk melihat secara langsung deep tunnel milik "negara jiran" itu yang akhirnya mampu mengatasi Kuala Lumpur dari ancaman banjir tahunan sama halnya seperti Jakarta.

Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur dalam pada abad ke-21 ini setidaknya telah mengalami enam kali peristiwa banjir yang cukup besar yaitu 30 April 2000, 26 April 2001, 29 Oktober 2001, 11 Juni 2002, 10 Juni 2003 dan terakhir pada 10 Juni 2007.

Sejumlah kejadian banjir besar tersebut termasuk yang selalu mereka ingat yaitu banjir pada 1971 membuat pemerintah Malaysia berpikir harus segera mengambil langkah yang konkrit untuk mengatasi permasalahan itu.

Kuala Lumpur terletak di pertemuan Sungai Gombak dan Sungai Klang di daerah penampang Sungai Klang. Sungai Klang yang panjangnya kira-kira 120 km berawal dari Banjaran Titiwangsa dan mengalir melintasi Selangor dan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur. Daerah yang dilintasi Sungai Klang mempunyai luas 1.288 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 3,75 juta orang.

Pemerintah Malaysia mempersiapkan tiga proyek untuk mengatasi banjir di ibukota negara yang merdeka pada 8 Agustus 1962 tersebut. Proyek pertama adalah pembangunan Stormwater Management And Road Tunnel (SMART) .

SMART terdiri atas terowongan sodetan banjir ( flood bypass) dengan diameter 11,8 meter sepanjang kira-kira 9,7 km yang berawal dari Kampung Berembang, Ampang disebelah hulu menuju ke arah selatan dan berakhir di Taman Desa.

Setengah dari terowongan tersebut sekitar tiga meter akan menggabungkan pengendalian banjir dengan jalan raya.

Proyek kedua adalah sodetan Sungai Gombak sepanjang 3,375 kilometer dan juga sodetan sungai Keroh sepanjang 2,2 kilometer. Proyek yang ketiga adalah pengembangan pekerjaan yang terkait dengan SMART di kawasan Sungai Kerayong sepanjang 1,8 kilomter.

SMART dimulai pada 1 Januari 2003 dan selesai pada Juni 2007. Saat ini fasilitas itu sudah beroperasi, baik untuk pengaturan air bila sungai Klang meluber juga operasional jalan bebas hambatan.

Pada intinya SMART terdiri atas tiga komponen penting yaitu Kolam penyangga seluas 10 hektare di kawasan Kampung Berembang yang mampu menampung air hingga 600.000 kubik.

Komponen yang kedua adalah terowongan bawah tanah sepanjang 9,7 kilometer sebagai tempat lintasan air yang disodet tersebut dimana tiga kilometer diantaranya digunakan bagi jalan bebas hambatan. Diawali dari kawasan pertemuan sungai Klang dan sungai Ampang tak jauh dari Jalan Ampang dan berakhir di pertemuan antara sungai Kerayong dan sungai Klang tak jauh dari jalan bebas hambatan Kuala Lumpur-Seremban.

Komponen yang ketiga adalah kolam penampungan seluas 22 hektar di kawasan Taman Desa dengan kapasitas penampungan 1,4 juta kubik.

Pola Kerja pencegahan banjir
Untuk memastikan sistem itu berjalan dengan baik, SMART memiliki dua pusat pengendali yaitu pusat pengendali jalan bebas hambatan dan pusat pengendali-perkiraan banjir. Meski terletak di dua kawasan terpisah yaitu masing-masing di kawasan Tun Razak untuk pengendali lalu lintas dan Kampung Berembang untuk pengendali banjir, keduanya berbagi data secara online.

Terowongan itu memiliki diameter 12 meter yang terdiri atas tiga tingkat. Tingkat pertama untuk aliran air dan dua tingkat sisanya untuk lalu lintas bebas hambatan.

Bila ketinggian air sungai Klang lebih dari 30 meter kubik per detik, maka akan dibuka pintu-pintu air ke kolam penyangga. Di kolam itu terdapat juga fasilitas pemilahan sampah agar tidak masuk ke terowongan bahwa tanah dan difungsikan tingkat bawah terowongan bawah tanah.

Bila kemudian ketinggian air sudah diatas 150 meter kubik per detik, maka terowongan ditutup total untuk kendaraan dan sepenuhnya dialiri oleh air agar limpasan air sungai Klang tidak meluber ke kota Kuala Lumpur.

Diperlukan waktu antara dua hingga empat hari untuk kembali mengoperasikan jalur bebas hambatan setelah ditutup akibat digunakan untuk saluran air. Selain harus memastikan kebersihan dengan disinfektan, juga membersihkan jalan.

Setelah air limpasan sungai Klang dialirkan melalui terowongan itu, kemudian disalurkan hingga kolam penampungan. Pada akhirnya dari kolam penampungan itu, air dialirkan ke laut.

Selain mengendalikan air bila terjadi banjir, pusat pengendali banjir juga mempunyai kemampuan memprediksi kemungkinan banjir akibat kenaikan curah hujan. Mereka menyimpan data curah hujan dan juga intensitas aliran air sungai Klang dan sekitarnya selama beberapa tahun terakhir.

Satu hal yang menarik, seperti diakui salah seorang konsultan proyek tersebut asal Australia, David, ide untuk pengaturan air tersebut sebagai pencegahan banjir salah satunya diambil dari bendungan yang ada di Indonesia yaitu di Sibolga dan Pekanbaru.

Cerita Jakarta
Untuk deep tunnel di Jakarta sendiri, Sutiyoso saat itu memperkirakan pembangunan terowongan multifungsi itu berbiaya Rp16,3 triliun. Terowongan bawah tanah tersebut, memiliki tiga fungsi yaitu dapat digunakan sebagai jaringan transportasi yaitu sebagai jalan tol bagi kendaraan, tempat pengolahan limbah dan saluran jaringan utilitas seperti kabel telepon dan listrik.

Bangunan tersebut memiiki kegunaan untuk mengendalikan puncak banjir, memperbaiki sanitasi lingkungan dan limbah cair, mengurangi pemompaan air tanah, tidak memerlukan pembebasan tanah dan dapat dimanfaatkan untuk jalan tol.

Aplikasi terowongan tersebut membagi Jakarta menjadi tiga area yaitu Barat, Pusat dan Timur. Area pusat menjadi prioritas pembangunan yaitu ditempatkan di bawah sepanjang sungai Ciliwung dan Kanal Banjir Barat mulai MT Haryono melalui kanal banjir barat yang memiliki panjang 22 kilometer dengan diameter 12 meter.

Dalam rencana saat itu, untuk sarana jalan tol dapat dimulai dari Balekambang-Manggarai dengan akses keluar melalui pintu di Roxy, Tanah Abang dan Bandara Soekarno-Hatta.

Saat itu proses pembangunan terowongan multifungsi Jakarta sendiri diharapkan akan dimulai pada 2010 dan selesai pada 2015. Kini semua ada ditangan Gubernur Joko Widodo untuk mewujudkan hal tersebut.
(P008/A011)

Pewarta :
Editor: Awi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.