APDI sinyalir terjadi manipulasi jumlah sapi lokal

id daging sapi, kekurangan

APDI sinyalir terjadi manipulasi jumlah sapi lokal

Muhammad Yunus, penjual daging di Pasar Perumnas Palembang (FOTO Antarasumsel.com/Dolly Rosana)

....Pemerintah bilang bisa mencukupi 65-70 persen kebutuhan daging nasional, tapi kenyataannya kita kekurangan stok daging...

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengindikasikan adanya manipulasi jumlah sapi lokal dalam sensus ternak nasional karena pada kenyataannya tidak bisa mencukupi kebutuhan daging nasional.

"Pemerintah bilang bisa mencukupi 65-70 persen kebutuhan daging nasional, tapi kenyataannya kita kekurangan stok daging," kata Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, data sensus ternak nasional bisa dijadikan tolak ukur untuk mencapai target swasembada daging 2014. Untuk itu dia meminta data itu harus valid dan transparan sehingga bukan sekedar data yang menyenangkan pejabat terkait.

Dia mencontohkan, ketika ada sensus di daerah Gunung Kidul maka oknum di daerah itu mendatangkan sapi-sapi dari wilayah Sleman, dan begitu juga sebaliknya. Hal itu menurut dia menandakan jumlah sapi lokal tidak bertambah tetapi hanya berkutat dari satu daerah ke daerah lain ketika di sensus.

"Hasil sensus itu kan untuk mengetahui dimana sentra produksi ternak sapi. Jika pemerintah melakukannya dengan valid dan transparan maka kapasitas pemenuhan daging nasional akan tercapai dari sapi lokal yaitu sebesar 70 persen," ujarnya.

Asnawi mengatakan, alasan pemerintah yang menyebutkan kenaikan harga daging sapi disebabkan komunikasi kurang intensif dan distribusi kurang lancar bukan sebuah alasan. Dia menilai kedua hal itu bukan menjadi masalah, tetapi adanya ketidakvalidan data sensus ternak nasional.

"Misalnya di Purwakarta dari hasil sensus disebutkan terdapat sapi Bali. Padahal sapi Bali itu ijinnya sangat sulit untuk keluar wilayah tersebut," ujarnya.

Dia meminta petugas sensus ternak nasional dilakukan orang yang mengerti kondisi ternak sehingga data yang dihasilkan valid. Menurut dia, selama ini Badan Pusat Statistik yang melakukan sensus tersebut.

Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 populasi sapi potong mencapai 14,8 juta ekor; sapi perah 597,1 ribu ekor dan kerbau 1,3 juta ekor.

Dirinci menurut daerah, provinsi yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor berturut turut adalah Jawa Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah 1,9 juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; NTT 778,2 ribu ekor; Lampung 742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu ekor; dan Sumatera Utara 541,7 ribu ekor. Sementara itu untuk sapi perah populasi terbanyak di Jawa Timur 296,3 ribu ekor sedangkan kerbau di NTT sebanyak 150 ribu ekor. (ANT-I028)


Editor: Yudi Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.