Happy Salma pentaskan monolog kenang Pramoedya

id A Tribute for Pram, Pramoedya Ananta Toer , Happy Salma

Happy Salma pentaskan monolog kenang Pramoedya

Happy Salma (FOTO ANTARA)

Denpasar (ANTARA Sumsel) - Artis Happy Salma mementaskan monolog "A Tribute for Pram" untuk mengenang sastrawan besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu malam.

Monolog berdurasi 15 menit itu diadaptasi dari Bumi Manusia, buku pertama dalam tetralogi yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer saat mendekam di balik jeruji besi selama rezim Orde Baru dengan tuduhan sebagai sastarawan berhaluan "kiri".

Happy Salma memerankan Nyai Ontosoroh sebagai tokoh sentral dalam Bumi Manusia yang digambarkan Pram sebagai wanita jelita, cerdas, dan memiliki keteguhan hati untuk menaklukkan tantangan hidup.

"Saya ini banyak belajar dari karakter Nyai Ontosoroh untuk menjadi wanita yang lebih tegas," tutur Happy yang mengaku telah mempersiapkan dirinya secara matang.

Nyai Ontosoroh digambarkan sebagai wanita Sunda dibesarkan untuk menjadi perempuan yang murah senyum, selalu mengalah, dan bersahaja.

"Saya mnjadi pribadi yang lebih tegas setelah berkenalan dngan karakter Nyai Ontosoroh. Namun saya tidaklah sekeras dia," ujar suami Tjokorda Bagus Dwi Santana dari keluarga Puri Ubud itu.

Happy Salma mengaku, pihaknya sangat mengagumi karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Bahkan menjadi salah satu alasan yang mendorong dirinya terjun ke dunia sastra dan teater.

Selain memainkan peran dalam sebuah  film dan televisi, peraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 2010 itu juga rajin menulis cerita pendek dan novel.      

Kumpulan cerpennya  diberi judul "Pulang" sempat masuk nominasi untuk meraih penghargaan sastra bergengsi Khatulistiwa Literary Award.

Di panggung teater, Happy pernah bermain dalam pementasan monolog "Ronggeng Dukuh paruk" pada 2009 di Bern-Swis, Belanda, dan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Naskah monolog Nyai Ontosoroh sendiri pertama kali diperankan Happy Salma di Taman Ismail Marzuki pada 2007. "Jadi rasanya kayak nostalgia memainkan kembali naskah ini. Saya merasa senang sekali pentas di Ubud, ini pementasan teater saya yang pertama kali di perkampungan seniman ini," katanya.

Ubud telah menjadi rumah kedua bagi Happy setelah menjadi salah satu menantu penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa, atau yang dikenal dengan panggilan Tjok Ibah yang juga anggota DPRD Provinsi Bali.

"Max (nama panggilan suami Heppy) dan masyarakat Ubud tentunya akan menyempatkan diri untuk menyaksikan pementasan saya," katanya.

Happy Salma sendiri selama beberapa hari terakhir serius berlatih dan membaca ulang naskah monolog itu bersama Wawan Sofwan yang bertugas sebagai sutradara.

Selain Happy Salma, acara tersebut juga diisi dengan orasi budaya oleh Professor Max Lane, ahli kajian Indonesia serta penterjemah dari tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer.

Pementasan monolog oleh Cok Sawitri, persembahan siter oleh Ketut Yuliarsa, pembacaan puisi oleh Acep Zamzam Noor, dan gong suling oleh anak-anak Sanggar Tunjung-Padangtegal, Ubud.

Acara terbuka untuk umum dan gratis tersebut berlangsung di wantilan Pura Dalem Ubud yang berjarak sekitar 200 meter sebelah barat Puri Ubud.

Pementasan tersbut merupakan bagian dari Ubud "Writers and Readers Festival" kesembilan yang berlangsung 3-7 Oktober 2012 dengan diikuti 130 penulis dari 20 negara.
(I006/M038)