Sensor ukur kematangan buah sawit untuk masa depan petani

id sensor pengukur kematangan sawit,sensor buah sawit,kelapa sawit,hilirisasi sawit,Muhammad Makky.,inovasi

Sensor ukur kematangan buah sawit untuk masa depan petani

Direktur Kerjasama dan Hilirisasi Riset, Universitas Andalas (UNAND), Sumatera Barat, Dr Eng Muhammad Makky. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Padang (ANTARA) - Tanaman bernama latin Elaeis oleifera atau lebih dikenal dengan kelapa sawit adalah salah satu komoditas unggulan yang banyak ditanam di Kalimantan dan Sumatera. Dalam hal ekspor, tumbuhan asli Amerika ini tergolong masif digarap petani maupun perusahaan.

Umumnya, buah kelapa sawit diolah menjadi produk kebutuhan rumah tangga misalnya minyak goreng, margarin serta mentega putih. Sementara, untuk kebutuhan industri diolah menjadi bahan bakar biodiesel atau pelumas.

Sebagai komoditas superior di Indonesia, tidak jarang para petani berlomba-lomba membudidayakan kelapa sawit sebagai mata pencaharian utama. Hal ini tidak terlepas dari nilai jual tandan buah segar yang terkadang melonjak tinggi hingga Rp3.000 per kilogram bahkan lebih.

Jika seorang petani memiliki sekitar dua hektare sawit dengan hasil panen rata-rata dua ton, maka ia bisa meraup pundi-pundi sebesar Rp6 juta dalam satu kali panen yang hanya berkisar 15-20 hari. Artinya, dalam kurun satu bulan atau 40 hari saja, petani kelapa sawit bisa memperoleh hingga Rp12 juta.

Namun, hasil panen kelapa sawit tidak selalu menggembirakan. Kalkulasi terkadang berbanding terbalik dengan harapan. Banyak faktor yang melatarbelakangi hasil panen berkurang ataupun berkualitas rendah, mulai dari kondisi cuaca, ketidakdisiplinan panen, hama penyakit hingga kesalahan penanganan pascapanen.

Terkadang, buah yang dipanen tidak sesuai standar yang ditetapkan oleh pabrik kelapa sawit. Sebab, walau bagaimanapun perusahaan kelapa sawit memiliki ukuran yang jelas dan terukur untuk menampung sawit petani.

Pewarta :
Uploader: Aang Sabarudin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.