Rehan/Gloria sejatinya memulai pertandingan dengan cukup menjanjikan. Mereka tampil agresif dan sempat memimpin 5-2 pada awal gim pertama.
Namun, sejumlah kesalahan dalam pengembalian bola, terutama saat menerima serangan dari sisi backhand membuat mereka kehilangan lima poin beruntun dan tertinggal 8-11 saat interval.
Setelah jeda, Rehan/Gloria sempat memperkecil jarak menjadi 16-17. Namun, beberapa momen krusial kembali lepas dari genggaman mereka.
Serangan-serangan yang tak akurat dan miskomunikasi membuat gim pertama berakhir untuk kemenangan pasangan China 21-16.
Pada gim kedua, pertandingan berjalan lebih ketat. Rehan/Gloria terus mencoba mengejar ketertinggalan, bahkan sempat membalikkan keadaan menjadi unggul 18-15 berkat tekanan bertubi-tubi yang mereka berikan. Poin 20-18 pun sempat diraih, membuka peluang untuk memaksakan rubber game.
Namun, dalam kondisi unggul tersebut, kesalahan kembali terjadi. Tiga poin berturut-turut diraih Guo/Chen akibat kesalahan sendiri dari pasangan Indonesia, termasuk kegagalan menahan flick service lawan yang datang di momen genting.
“Kami terlalu terburu-buru di poin-poin kritis. Ini jadi pelajaran buat kami, belajar juga dari ketenangan lawan,” ujar Rehan.
Menurut Rehan, salah satu faktor yang membuat mereka kehilangan kendali adalah servis lawan yang tidak terduga. Guo/Chen dua kali menggunakan flick service di poin akhir dan berhasil membuat Rehan/Gloria kesulitan mengantisipasi.
“Kami harus bisa punya variasi servis dan berani menggunakannya di momen-momen krusial seperti tadi,” kata Rehan menambahkan.
Bagi pasangan China, kemenangan ini terasa manis setelah dua turnamen sebelumnya mereka selalu dihentikan oleh wakil Indonesia.
Di Super 500 Thailand Open 2025, Guo/Chen kalah dari Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah dengan skor 21-19, 14-21, 19-21, sementara di Super 500 Malaysia Masters 2025 mereka takluk dari Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti dengan skor 15-21, 22-24.
Sementara itu, bagi Rehan/Gloria, kekalahan ini menjadi pelajaran penting untuk menghadapi turnamen berikutnya. Mereka menargetkan untuk tampil lebih baik di Super 1000 Indonesia Open 2025 pekan depan.
“Saya pribadi harus menambah power di bola-bola atas. Semua ini bagian dari proses kami untuk jadi lebih baik ke depannya. Kami akan coba bangkit dan tampil lebih siap di turnamen berikutnya,” kata Rehan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Banyak mati sendiri, Rehan/Gloria tersingkir dari Singapore Open 2025
