“Kami percaya bahwa dengan semakin luasnya akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional,” kata Supari.
BRI juga memastikan KUR tersalurkan ke sektor-sektor strategis yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini, catat perseroan, tercermin dalam distribusi penyaluran KUR di mana lebih dari separuh atau sekitar 55,88 persen dialokasikan ke sektor produksi.
Sektor ekonomi dengan penyaluran terbesar yakni sektor pertanian, dengan total penyaluran KUR mencapai Rp11,57 triliun.Menurut perseroan, besarnya penyaluran ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan Indonesia.
Adapun penyaluran KUR BRI secara akumulasi sejak 2015 hingga Februari 2025 telah mencapai Rp1.285 triliun dengan total penerima lebih dari 43,33 juta debitur.
Capaian ini, menurut perseroan, menunjukkan komitmen BRI dalam memberdayakan UMKM agar semakin berkembang dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
Supari juga menyampaikan bahwa BRI akan terus menjalankan strategi yang telah diterapkan untuk mendorong penyaluran KUR, salah satunya revitalisasi tenaga pemasar mikro sebagai financial advisor yang menguasai ekosistem di suatu wilayah.
Strategi ini menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan BRI seperti Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM, sebuah platform pemberdayaan berbasis digital.
"Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya menghadirkan one-stop solution bagi pelaku usaha mikro, tidak hanya dalam aspek keuangan, tetapi juga non-keuangan, sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Supari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penyaluran KUR BRI capai Rp27,72 triliun dalam waktu dua bulan
Penyaluran KUR BRI capai Rp27,72 triliun dalam waktu dua bulan

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Supari. (ANTARA/HO-BRI)