Jakarta (ANTARA) - PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK), mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU Tanjung Lalang) berkapasitas terpasang 2x660 MW dengan menggunakan teknologi superkritikal untuk menekan emisi.
"Dengan teknologi ini dan sesuai jenis batu bara yang tersedia, uap air dipanaskan pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi pada kondisi superkritikal," ujar Wakil Direktur Utama HBAP Dody Arsadian melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Penggunaan teknologi itu menyebabkan tidak adanya proses perubahan fase yang jelas (dari air ke uap), dikarenakan air selalu berada dalam keadaan superkritikal, yang artinya proses pemanasan dan penguapan terjadi secara terus-menerus.
Teknologi superkritikal juga dapat mengurangi jumlah bahan bakar batu bara yang digunakan dan emisi yang dihasilkan.
Dody menyebut hal itu menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan PLTU berteknologi konvensional.
Menurutnya, PLTU berteknologi superkritikal mampu menghasilkan lebih banyak energi dengan jumlah bahan bakar yang lebih sedikit.
Berita Terkait
ESDM Sumsel ajukan penambahan volume LPG jadi 314.395 MT pada 2024
Kamis, 4 Januari 2024 7:58 Wib
Limbah minyak di Batam diduga dari Kapal MT Pablo terbakar di Perairan Malaysia
Rabu, 3 Mei 2023 15:40 Wib
KLHK hitung kerugian lingkungan tumpahan aspal di Nias Utara
Senin, 17 April 2023 14:42 Wib
Pertamina lakukan pemadaman kebakaran kapal di Lombok secara terpadu
Minggu, 26 Maret 2023 19:17 Wib
Enam kapal dikerahkan evakuasi kapal tanker MT. Young Yong kandas di perairan Batam
Jumat, 11 November 2022 13:01 Wib
KSOP lakukan pemindahan muatan kapal tanker kandas di perairan Kepri
Selasa, 1 November 2022 13:17 Wib
Mengntip tampilan Yamaha MT-25 dengan kelir dan grafis baru
Selasa, 26 Oktober 2021 12:24 Wib
Indonesia terima 300 konsentrator, 100 MT oksigen medis dari India
Minggu, 25 Juli 2021 12:46 Wib