Muaradua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan menggencarkan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga pelosok desa di wilayah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD OKU Selatan Uliyati Liska di Muaradua, Sabtu, mengatakan sosialisasi tersebut untuk mencegah karhutla yang rawan terjadi saat musim kemarau.
"Apalagi, Kabupaten OKU Selatan termasuk daerah di Sumsel yang rawan karhutla karena masih banyak kawasan hutan dan lahan pertanian yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang," katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya melakukan upaya jemput bola ke desa-desa untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
"Sekarang ini kami lebih banyak memberi imbauan kepada masyarakat secara humanis tentang dampak dan bahaya yang ditimbulkan akibat karhutla," katanya.
Sosialisasi tersebut juga dilakukan melalui spanduk imbauan larangan membuka lahan dengan cara dibakar yang dipasang di sejumlah lokasi strategis, terutama daerah yang dipetakan rawan terjadi karhutla.
Dalam upaya pencegahan karhutla, pihaknya juga mengaktifkan kembali posko penanggulangan bencana di setiap kecamatan dan personel yang siaga dengan peralatan memadai.
BPBD OKU Selatan menyiapkan peralatan penanggulangan karhutla mulai dari mesin pompa air, selang hingga baju anti-api untuk menjamin keselamatan para personel yang bertugas di lapangan.
Derdasarkan data selama periode Juni-September 2024, BPBD OKU Selatan mencatat telah mengatasi 47 karhutla.
Dia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di 10 kecamatan di OKU Selatan yang memang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla saat musim kemarau.
Sebanyak 10 kecamatan tersebut, meliputi Buay Runjung, Tiga Dihaji, Mekakau Ilir, Buay Pemaca, Simpang, Muaradua, Runjung Agung, Buay Sandang Aji, BPRRT, dan Banding Agung.
"Meskipun jumlah kasus karhutla tersebut tergolong tinggi, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan bencana kabut asap berkat kesigapan tim satgas di lapangan dalam memadamkan api," kata Uliyati.