Profil Sri Mulyani, Menteri Keuangan di tiga periode pemerintahan
Baru dua tahun setelahnya, tepatnya pada 21 Oktober 2004, dia diberikan amanat di Kabinet Indonesia Bersatu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Berselang satu tahun kemudian, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar karena perombakan kabinet oleh SBY. Ia bertahan dengan jabatan ini hingga Mei 2010.
Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY, Sri Mulyani mencetak banyak prestasi. Reformasi Kementerian Keuangan, menurunkan biaya pinjaman, hingga pengelolaan utang yang dilakukannya mengantarkan dia menjadi penerima anugerah Menteri Keuangan terbaik pada 2006, di mana salah satunya diberikan oleh Euromoney dan yang lainnya diberikan oleh Emerging Markets Forum untuk lingkup Asia.
Ia juga terpilih menjadi wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Kapasitasnya itu memancing amanat baru dari SBY untuk menjadi Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian lantaran Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).
Setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Menteri Keuangan pemerintahan SBY, Sri Mulyani berkarier di tingkat internasional lantaran diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia adalah orang Indonesia pertama yang memegang posisi ini.
Akan tetapi, pada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.
Sama ketika ia menjabat pada era SBY, Sri Mulyani juga mengantongi banyak penghargaan pada masa Jokowi. Di antara penghargaan yang ia terima yaitu “Best Minister in the World" pada Februari 2018 di Dubai dan "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific" dari Global Markets pada Oktober 2018.
Ia juga dinobatkan tiga kali berturut-turut (2017-2019) sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik oleh majalah FinanceAsia.
Pada Agustus 2019, Sri Mulyani terpilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023 dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada masa jabatannya kali ini, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik atas penanganan pandemi COVID-19 oleh Global Markets.
Kemampuan Sri Mulyani mengelola anggaran negara ketika pandemi juga tercermin pada akselerasi konsolidasi fiskal, di mana defisit APBN berhasil ditekan kembali ke bawah 3 persen dalam kurun waktu dua tahun setelah sempat menyentuh 6 persen pada tahun pertama pandemi.
Selanjutnya, ia terpilih sebagai Co-Chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action dan menerima penghargaan Distinguished Leadership and Service Award pada 2021.
Lalu pada akhir tahun kemarin, ia dianugerahi gelar kehormatan Honoris Causa dari Australian National University karena kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.
Mengingat rekam jejaknya, Sri Mulyani mendapatkan kepercayaan yang memadai dari dunia internasional. Hal ini tercermin dari apresiasi rupiah pada pekan lalu usai munculnya isu bergabungnya Sri Mulyani dalam kabinet Prabowo.
Kehadiran Sri Mulyani dalam kabinet lima tahun ke depan diharapkan dapat menjaga kestabilan fiskal Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Profil Sri Mulyani, Menteri Keuangan di tiga periode pemerintahan
Berselang satu tahun kemudian, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar karena perombakan kabinet oleh SBY. Ia bertahan dengan jabatan ini hingga Mei 2010.
Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY, Sri Mulyani mencetak banyak prestasi. Reformasi Kementerian Keuangan, menurunkan biaya pinjaman, hingga pengelolaan utang yang dilakukannya mengantarkan dia menjadi penerima anugerah Menteri Keuangan terbaik pada 2006, di mana salah satunya diberikan oleh Euromoney dan yang lainnya diberikan oleh Emerging Markets Forum untuk lingkup Asia.
Ia juga terpilih menjadi wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Kapasitasnya itu memancing amanat baru dari SBY untuk menjadi Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian lantaran Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).
Setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Menteri Keuangan pemerintahan SBY, Sri Mulyani berkarier di tingkat internasional lantaran diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dia adalah orang Indonesia pertama yang memegang posisi ini.
Akan tetapi, pada tahun ketiga pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani ditarik kembali ke Indonesia untuk menduduki lagi posisi Menteri Keuangan.
Sama ketika ia menjabat pada era SBY, Sri Mulyani juga mengantongi banyak penghargaan pada masa Jokowi. Di antara penghargaan yang ia terima yaitu “Best Minister in the World" pada Februari 2018 di Dubai dan "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific" dari Global Markets pada Oktober 2018.
Ia juga dinobatkan tiga kali berturut-turut (2017-2019) sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik oleh majalah FinanceAsia.
Pada Agustus 2019, Sri Mulyani terpilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023 dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada masa jabatannya kali ini, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik atas penanganan pandemi COVID-19 oleh Global Markets.
Kemampuan Sri Mulyani mengelola anggaran negara ketika pandemi juga tercermin pada akselerasi konsolidasi fiskal, di mana defisit APBN berhasil ditekan kembali ke bawah 3 persen dalam kurun waktu dua tahun setelah sempat menyentuh 6 persen pada tahun pertama pandemi.
Selanjutnya, ia terpilih sebagai Co-Chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action dan menerima penghargaan Distinguished Leadership and Service Award pada 2021.
Lalu pada akhir tahun kemarin, ia dianugerahi gelar kehormatan Honoris Causa dari Australian National University karena kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.
Mengingat rekam jejaknya, Sri Mulyani mendapatkan kepercayaan yang memadai dari dunia internasional. Hal ini tercermin dari apresiasi rupiah pada pekan lalu usai munculnya isu bergabungnya Sri Mulyani dalam kabinet Prabowo.
Kehadiran Sri Mulyani dalam kabinet lima tahun ke depan diharapkan dapat menjaga kestabilan fiskal Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Profil Sri Mulyani, Menteri Keuangan di tiga periode pemerintahan