Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan keluarga Sani Budiantini Hermawan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengingatkan bahwa kemampuan anak dalam mengendarai sepeda, khususnya sepeda listrik dan kesiapan mentalnya menjadi hal utama yang tidak bisa dianggap remeh.
Terlebih, penggunaan sepeda listrik oleh anak-anak sebagai alat transportasi untuk pergi dan pulang sekolah kini semakin marak, namun di balik kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, terdapat hal yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait kesiapan mental anak.
“Kita harus pantau keterampilannya supaya mahir dalam menggunakan rem, mengarahkan setang dan kemudian spontanitas, ketika ada sesuatu yang terjadi di jalanan juga dia bisa mengantisipasi dengan baik. Sehingga, tidak bisa instan," kata Sani saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Selain kemampuan anak, kondisi jalan juga harus diperhitungkan, menurutnya tidak semua jalur yang dilalui oleh anak-anak menuju sekolah aman untuk sepeda listrik, sehingga orang tua perlu melakukan survei terhadap rute yang dilalui anak sehari-hari.
Faktor jarak juga menjadi bahan pertimbangan, apabila jarak dari rumah ke sekolah terlalu jauh, anak bisa merasa lelah di tengah perjalanan, dan ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan karena kelelahan memengaruhi kemampuan mereka untuk tetap fokus dan responsif terhadap lingkungan sekitar.