Harga beras naik, Kemendagri minta Bulog siapkan langkah mengatasinya
Jakarta (ANTARA) - Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyiapkan langkah-langkah pengendalian untuk mencegah harga beras yang terus melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, dia menyebutkan harga beras di tingkat penggilingan saat ini berada di angka Rp12.816 per kilogram, sedangkan di tingkat grosir mencapai Rp13.572 per kilogram.
Menurutnya, angka ini sudah mendekati atau bahkan melebihi HET yang telah ditetapkan. Sementara itu, di tingkat pengecer, harga beras mencapai Rp14.677 per kilogram yang jauh di atas HET.
"Saya sangat pesimis harga ini bisa turun kalau tidak kita persiapkan dengan baik. Artinya, harus bisa dihitung dengan baik oleh Bulog sebagai penyangga (kebutuhan pangan nasional), karena beras ini kebutuhan pokok kita," kata Tomsi.
Ia menambahkan mendekati akhir tahun, situasi ini bisa menjadi lebih rumit jika tidak ada langkah pengendalian yang tepat.
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, dia menyebutkan harga beras di tingkat penggilingan saat ini berada di angka Rp12.816 per kilogram, sedangkan di tingkat grosir mencapai Rp13.572 per kilogram.
Menurutnya, angka ini sudah mendekati atau bahkan melebihi HET yang telah ditetapkan. Sementara itu, di tingkat pengecer, harga beras mencapai Rp14.677 per kilogram yang jauh di atas HET.
"Saya sangat pesimis harga ini bisa turun kalau tidak kita persiapkan dengan baik. Artinya, harus bisa dihitung dengan baik oleh Bulog sebagai penyangga (kebutuhan pangan nasional), karena beras ini kebutuhan pokok kita," kata Tomsi.
Ia menambahkan mendekati akhir tahun, situasi ini bisa menjadi lebih rumit jika tidak ada langkah pengendalian yang tepat.