Jakarta (ANTARA) - Fengshui telah lama dikenal di Indonesia sebagai bagian dari teknik menganalisis rumah agar penghuninya nyaman saat menempati. Melalui fengshui, bahkan beberapa orang percaya dapat memaksimalkan rumah sebagai pembawa keberuntungan.
Menilik dari sejarahnya, fengshui dikenal sebagai bagian dari ajaran agama Khonghucu. Kitab Yijing gua nomor 59 menyebut adanya fengshui huan. Kata huan bunyinya sama dengan huan yang berarti bencana, fengshui huan berarti bencana yang ditimbulkan oleh angin dan air.
Fengshui sendiri terdiri dari 2 kata, yakni kata ‘Feng‘ () yang berarti angin dan kata ‘Shui‘ () yang berarti air. Jadi sebenarnya ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia dapat hidup selaras dengan alam dan lingkungan sekitar.
Fengshui bisa juga diartikan sebagai suatu cara yang bisa meningkatkan energi positif dan meminimalkan energi negatif, misalnya dalam pengaturan tempat tinggal atau rumah agar menjadi lebih baik untuk ditempati, atau bagaimana memajukan bisnis/usaha yang akan digeluti. Prinsip Fengshui pada dasarnya sederhana, karena mengikuti pola yin yang atau keseimbangan.
Namun banyak yang mempertanyakan fengshui ini ilmiah atau sekadar takhayul belaka.
Faktanya dalam fengshui ada yang memang cenderung sulit untuk dijelaskan dengan logika dan ilmu pengetahuan sehingga kerap dianggap takhayul belaka. Di sisi lain ada sebagian teori dalam fengshui yang mudah sekali dijelaskan dengan logika dan ilmu pengetahuan.
Fengshui takhayul tidak memiliki dasar ilmiah sedangkan yang kedua memiliki dasar ilmiah yang dapat diverifikasi melalui praktik.
Contoh fengshui dalam kasus yang dapat dijelaskan secara ilmiah di antaranya analisis fengshui untuk rumah yang terletak di puncak gunung tanpa adanya penghalang apapun dipercaya bisa membuat penghuni rumah tersebut mudah terkena penyakit karena angin yang kencang.