Solidaritas Perempuan Palembang gelar aksi diam peringati Hari Perempuan

id Solidaritas Perempuan Palembang, aksi diam, peringati hari perempuan, womens day, hak perempuan

Solidaritas Perempuan Palembang gelar aksi diam peringati Hari Perempuan

Aktivis Solidaritas Perempuan Palembang dan Walhi Sumsel memberikan keterangan pers 'International Womens Day' di Palembang, Kamis (7/3/2024). (ANTARA/Yudi Abdullah/24)

Palembang (ANTARA) - Aktivis yang tergabung dalam lembaga Solidaritas Perempuan Palembang, Sumatera Selatan menggelar aksi diam dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (International Womens Day).

Bendahara Solidaritas Perempuan Palembang Yui Zahana, di Palembang, Kamis, mengatakan aksi diam yang digelar di kawasan Bundaran Air Mancur, depan Masjid Agung Palembang itu, sebagai wujud protes masih terjadinya pembungkaman suara perempuan secara global dan lokal, terutama di wilayah Sumatera Selatan.

Menurut dia, perempuan berhak mendapatkan kesempatan untuk didengar.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya mendorong perempuan berani menyuarakan suaranya.

Sesuai dengan tema peringatan Hari Perempuan Internasional 2024, "Suara Kebebasan Perempuan", diharapkan dapat mendukung keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di seluruh aspek masyarakat.

Perempuan, katanya, berhak mendapatkan kesempatan untuk didengar.

Oleh karena itu, pihaknya bersama aktivis peduli perempuan lainnya di bawah naungan Walhi Sumsel bersama-sama meruntuhkan hambatan perempuan untuk bersuara dalam berbagai hal.

Selain itu, menantang stereotipe atau pandangan/penilaian terhadap suatu kelompok, dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif untuk semua.

Melalui aksi diam pada peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini, dia mengharapkan menjadi perhatian berbagai pihak untuk mendukung meruntuhkan hambatan kebebasan perempuan bersuara memperjuangkan hak-haknya.

Aktivis Walhi Sumsel Febri pada aksi tersebut menambahkan sampai saat ini diskriminasi, eksploitasi, tindak kekerasan, dan segala bentuk penindasan lainnya masih membelenggu perempuan, terlebih perempuan miskin dan disabilitas.

Untuk itu, katanya, perlu bersama-sama memperjuangkan dan mengadvokasi hak-hak perempuan terutama di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.