Dia berpendapat "Gampang Cuan" membawa ide cerita yang universal dan bisa menyentuh banyak kalangan generasi sebagai kombinasi hiburan dan edukasi, meski ada unsur lokal khas Indonesia, tapi, tak membuat pesan dari film ini berkurang.
"Film ini merupakan kombinasi dari sajian hiburan, serta sebuah refleksi mendalam terhadap fenomena generasi sandwich dan permasalahan keuangan yang dekat dengan masyarakat. Konteks budaya lokal juga tidak akan menjadi batasan, tetap bisa dinikmati dan malah memberikan latar belakang yang kuat untuk kisah filmnya," ujar Rahabi.
Di Indonesia, film bertabur bintang itu telah menggaet 400.000 penonton kurang dalam waktu sepekan dari penayangan perdananya. "Gampang Cuan" juga ramai dibahas di berbagai media sosial lantaran alur yang apik, kisah kehidupan nyata, hingga komedi yang mengalir.
Secara singkat film itu mengisahkan sosok Sultan (Vino G. Bastian), anak sulung dari Sukabumi yang merantau ke Jakarta dengan pekerjaan serabutan. Suatu hari, Sultan dikagetkan dengan kedatangan adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine) yang menemukan realitas kehidupan kakaknya tidak sesukses yang diceritakan.
Malangnya, Bilqis juga membawa kabar bahwa mendiang ayahnya meninggalkan hutang sebesar Rp300 juta yang harus dilunasi dalam waktu tiga bulan.
Sultan dituntut untuk membiayai kuliah si adik bungsu, Aji (Alzi Markers). Sultan dan Bilqis kemudian jungkir balik mencari cuan dalam waktu cepat untuk membayar hutang tersebut tanpa sepengetahuan sang Ibu, Mamah Diah (Meriam Bellina).
Perjuangan keduanya membawa penonton ke dalam kejadian yang penuh liku, mulai dari pekerjaan yang halal sampai hampir haram pun mereka lakukan.