Jakarta (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi besar dalam pengembangan varian produksi kertas, salah satunya untuk kemasan yang ramah lingkungan.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika membidik Sumatera Selatan (Sumsel) dan Banten untuk menjadi wilayah pengembangan kemasan ramah lingkungan, seperti kemasan yang berbahan dasar pulp hingga singkong.
“Wilayah yang ditargetkan, sekarang itu ada di Sumatera Selatan dan juga di Banten,” kata Putu di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers, “AllPack Indonesia, AllPrint Indonesia 2023” di Gedung Kementerian Perindustrian.
Putu menjelaskan bahwa bahan dasar pulp yang digunakan untuk kemasan berbasis paperboard tidaklah berasal dari penebangan hutan atau deforestasi. Pulp tersebut, kata dia, berasal dari penanaman khusus.
Keunggulan bagi Indonesia sebagai negara tropis, lanjut Putu, yakni penanaman yang hanya membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk menghasilkan kayu yang siap menjadi pulp. Sedangkan, untuk negara-negara lain yang berada di wilayah subtropis, membutuhkan waktu hingga 12 tahun.
“Jadi, kalau berbicara masalah kemasan dari bahan baku pulp atau degradable plastic dari singkong, itu pasti ramah lingkungan. Pasti ramah lingkungan,” ucap Putu.