Jakarta (ANTARA) - Kekompakan ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan mendapat ujian pada babak pertama China Open 2023 saat menghadapi pasangan asal Jepang Ayato Endo/Yuta Takei di Changzhou, Rabu.
Pasangan berjuluk The Prayer itu tampil saling mengisi kekurangan satu sama lain untuk meraih kemenangan tiga gim 22-20, 19-21, 21-17 dan mengamankan tiket ke 16 besar.
"Hari ini saya masih belum bermain dengan normal. Masih tertekan dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Beruntung partner saya (Pramudya) bisa bermain lebih baik, dan beruntung juga lawan bermain kurang rapi sehingga banyak mati sendiri," ungkap Yeremia melalui pesan resmi PP PBSI di Jakarta.
Yeremia memang belum bisa tampil maksimal akibat cedera yang dialami tahun lalu dan memaksanya untuk rehat beberapa bulan. Meski bisa kembali bertanding, namun dalam beberapa situasi terlihat Yeremia belum berani tampil lepas.
Hal tersebut dimaklumi oleh Pramudya, sehingga ia tak ragu-ragu untuk memberikan bantuan saat Yeremia membuka celah strategi yang mengkhawatirkan. "Main memang kadang lagi enak, kadang juga tidak. Jadi saya maklum dengan Yere hari ini dan saya coba terus support dia untuk tetap tenang dan semangat," imbuh Pramudya.
Situasi tersebut nyatanya tak membuat duo Indonesia kesulitan. Bahkan ketika menghadapi Endo/Takei yang provokatif pun bisa mereka atasi dengan ketenangan.
"Tipe pasangan Jepang yang ini kan memang suka teriak-teriak, kami sudah pernah bertemu sebelumnya jadi sudah terbiasa. Teriakan mereka tidak mengganggu konsentrasi kami," tutur Yeremia.
Kesalahan yang dilakukan pada gim kedua juga bisa mereka atasi sehingga akhirnya bisa merebut keunggulan gim ketiga dan menuntaskan pertandingan setelah bermain selama 59 menit.
"Kalau dari saya sudah berjalan dengan baik di gim pertama, tapi di gim kedua agak sedikit kendur dan melakukan kesalahan-kesalahan sendiri pada poin akhir. Pada gim ketiga kami bisa kembali fokus dan tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan di gim kedua," pungkas Pramudya.