Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam upaya kudeta oleh anggota militer di Niger.
Kepresidenan Niger mengonfirmasi bahwa upaya kudeta dilakukan pada Rabu pagi (26/7) oleh tentara yang menutup akses ke kediaman resmi Presiden Mohamed Bazoum.
"Sekretaris Jenderal (PBB) mengikuti dengan cermat situasi di Niger. Dia mengecam keras setiap upaya untuk merebut kekuasaan dengan kekerasan dan mengacaukan pemerintahan demokratis, perdamaian, dan stabilitas di Niger," kata Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
Guterres mendesak semua aktor yang terlibat untuk menahan diri dan memastikan perlindungan tatanan konstitusional, ujar Dujarric.
Guterres telah berbicara dengan Bazoum dan menyatakan dukungan penuh dan solidaritas kepada Presiden Niger itu.
Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan keprihatinan mendalam atas upaya kudeta tersebut.
"Kami mengecam keras segala upaya untuk menahan atau menggulingkan fungsi pemerintah Niger yang terpilih secara demokratis, yang dipimpin oleh Presiden Bazoum," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan.
"Kami secara khusus mendesak unsur-unsur pengawal presiden untuk membebaskan Presiden Bazoum dari penahanan dan menahan diri dari kekerasan," ujar Sullivan.
Berita Terkait
Raih kemenangan 4-1 atas Villarreal, Madrid kudeta posisi Girona
Senin, 18 Desember 2023 10:57 Wib
Magnussen kudeta Sainz sebagai yang tercepat di hari kedua tes Bahrain
Sabtu, 12 Maret 2022 9:41 Wib
Presiden Guinea-Bissau sebut terpidana narkoba dalang dari kudeta gagal
Jumat, 11 Februari 2022 13:19 Wib
Setahun kudeta Myanmar, orang-orang masih mencari kerabat yang hilang
Sabtu, 29 Januari 2022 16:22 Wib
Pasukan keamanan Myanmar serang unjuk rasa di Yangon
Minggu, 5 Desember 2021 17:08 Wib
Militer Sudan kembalikan PM Hamdok setelah ada kesepakatan
Minggu, 21 November 2021 15:43 Wib
Kudeta militer di Sudan diprotes, tujuh orang tewas
Selasa, 26 Oktober 2021 8:29 Wib
Liverpool berusaha tarik Naby Keita yang terjebak kudeta Guinea
Selasa, 7 September 2021 9:25 Wib