Apresiasi dolar hantam negara berkembang lebih keras dari negara maju

id laporan IMF,apresiasi dolar,penurunan PDB,aktivitas ekonomi

Apresiasi dolar hantam negara berkembang lebih keras dari negara maju

Foto yang diambil pada 19 April 2022 memperlihatkan Kantor Pusat IMF di Washington, DC, Amerika Serikat. ANTARA/Xinhua/Ting Shen

New York (ANTARA) - Apresiasi dolar AS yang didorong terutama oleh risiko keuangan global tahun lalu memiliki dampak negatif yang lebih keras, terutama untuk aktivitas ekonomi dan impor, pada ekonomi pasar negara berkembang daripada negara maju, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Rabu (19/7/2023).

IMF mengatakan dalam External Sector Report tahunannya bahwa nilai tukar riil efektif dolar naik 8,3 persen pada 2022 ke level terkuat dalam dua dekade, di tengah serangkaian kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk mengekang inflasi dan harga-harga komoditas global yang lebih tinggi didorong oleh konflik Ukraina.

Dampak negatif sektor riil dari apresiasi dolar turun secara tidak proporsional di pasar negara berkembang, sementara dampaknya terhadap ekonomi maju kecil dan berumur pendek, kata IMF.

Di ekonomi pasar negara berkembang, apresiasi dolar 10 persen, terkait dengan kekuatan pasar keuangan global, menurunkan produksi produk domestik bruto (PDB) sebesar 1,9 persen setelah satu tahun, dan hambatan ini diperkirakan akan bertahan selama dua setengah tahun, menurut IMF.