Ketua IMF desak tindakan cepat dan terkoordinasi atasi krisis pangan
Washington (ANTARA) - Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) padaRabu (18/5/2022), mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan cepat dan terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi krisis pangan karena perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan kekurangan pangan dan harga yang meningkat tajam.
Perang telah menciptakan "krisis di atas krisis" di seluruh dunia dengan negara-negara menghadapi kekurangan pangan dan harga pangan, energi serta pupuk yang meningkat tajam, kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam sebuah pernyataan.
"Tekanan-tekanan ini terjadi pada saat keuangan publik negara-negara sudah meregang dari pandemi dan beban utang tinggi," kata Georgieva.
"Dengan inflasi mencapai tingkat tertinggi yang terlihat dalam beberapa dekade, rumah tangga rentan di negara berpenghasilan rendah dan menengah paling berisiko mengalami kerawanan pangan akut," katanya. Ia menambahkan bahwa kelaparan sering memicu kerusuhan dan kekerasan sosial.
Georgieva mencatat bahwa "jika kita telah belajar satu pelajaran dari krisis pangan 2007-08, komunitas internasional perlu mengambil tindakan cepat dan terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi krisis pangan dengan mempertahankan perdagangan terbuka, mendukung rumah tangga yang rentan, memastikan pasokan pertanian yang cukup, dan mengatasi tekanan pembiayaan."
Hal itu disampaikan Ketua IMF saat IMF dan beberapa lembaga keuangan internasional lainnya merilis rencana aksi bersama untuk mengatasi ketahanan pangan.
Setelah pertemuan lembaga keuangan internasional dan para pemimpin global yang diadakan oleh Departemen Keuangan AS pada 19 April dengan tema Menangani Kerawanan Pangan: Tantangan dan Seruan untuk Bertindak, IMF, Bank Pembangunan Afrika (AfDB), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB), Bank Dunia, dan Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD) telah bekerja sama untuk merumuskan rencana aksi bersama guna mengatasi ketahanan pangan.
Menurut rencana yang baru dirilis, lembaga keuangan internasional akan mengejar tindakan untuk menaikkan dan meningkatkan pekerjaan mereka di enam tujuan prioritas, yakni mendukung orang-orang yang rentan; mempromosikan perdagangan terbuka; mengurangi kelangkaan pupuk; mendukung produksi pangan; berinvestasi dalam pertanian tahan iklim untuk masa depan; dan berkoordinasi untuk dampak maksimum.
"Bekerja sama dengan Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya, IMF akan memberikan saran kebijakan, bantuan pengembangan kapasitas, dan dukungan keuangan untuk membantu lebih lanjut menganalisasi dan melengkapi pembiayaan dari lembaga lain," kata Georgieva.
Ketua IMF mencatat bahwa IMF juga akan memberikan pembiayaan jangka panjang yang terjangkau bagi negara-negara yang menghadapi tantangan struktural, dan mengintensifkan upaya dengan Bank Dunia dan lainnya untuk mendukung restrukturisasi utang jika diperlukan.
Perang telah menciptakan "krisis di atas krisis" di seluruh dunia dengan negara-negara menghadapi kekurangan pangan dan harga pangan, energi serta pupuk yang meningkat tajam, kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam sebuah pernyataan.
"Tekanan-tekanan ini terjadi pada saat keuangan publik negara-negara sudah meregang dari pandemi dan beban utang tinggi," kata Georgieva.
"Dengan inflasi mencapai tingkat tertinggi yang terlihat dalam beberapa dekade, rumah tangga rentan di negara berpenghasilan rendah dan menengah paling berisiko mengalami kerawanan pangan akut," katanya. Ia menambahkan bahwa kelaparan sering memicu kerusuhan dan kekerasan sosial.
Georgieva mencatat bahwa "jika kita telah belajar satu pelajaran dari krisis pangan 2007-08, komunitas internasional perlu mengambil tindakan cepat dan terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi krisis pangan dengan mempertahankan perdagangan terbuka, mendukung rumah tangga yang rentan, memastikan pasokan pertanian yang cukup, dan mengatasi tekanan pembiayaan."
Hal itu disampaikan Ketua IMF saat IMF dan beberapa lembaga keuangan internasional lainnya merilis rencana aksi bersama untuk mengatasi ketahanan pangan.
Setelah pertemuan lembaga keuangan internasional dan para pemimpin global yang diadakan oleh Departemen Keuangan AS pada 19 April dengan tema Menangani Kerawanan Pangan: Tantangan dan Seruan untuk Bertindak, IMF, Bank Pembangunan Afrika (AfDB), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB), Bank Dunia, dan Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD) telah bekerja sama untuk merumuskan rencana aksi bersama guna mengatasi ketahanan pangan.
Menurut rencana yang baru dirilis, lembaga keuangan internasional akan mengejar tindakan untuk menaikkan dan meningkatkan pekerjaan mereka di enam tujuan prioritas, yakni mendukung orang-orang yang rentan; mempromosikan perdagangan terbuka; mengurangi kelangkaan pupuk; mendukung produksi pangan; berinvestasi dalam pertanian tahan iklim untuk masa depan; dan berkoordinasi untuk dampak maksimum.
"Bekerja sama dengan Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional lainnya, IMF akan memberikan saran kebijakan, bantuan pengembangan kapasitas, dan dukungan keuangan untuk membantu lebih lanjut menganalisasi dan melengkapi pembiayaan dari lembaga lain," kata Georgieva.
Ketua IMF mencatat bahwa IMF juga akan memberikan pembiayaan jangka panjang yang terjangkau bagi negara-negara yang menghadapi tantangan struktural, dan mengintensifkan upaya dengan Bank Dunia dan lainnya untuk mendukung restrukturisasi utang jika diperlukan.