Banyuasin, Sumatera Selatan (ANTARA) - Wakil Bupati Banyuasin Slamet Somosentono mengajak masyarakat untuk merubah perilaku menjadi rutin mengecek kesehatan ibu dan anak dalam momentum memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Slamet Somosentono dalam Seminar Gizi Pencegahan Stunting bersama Nesle DANCOW Jelang Harganas ke-30, di Pangkalan Balai, Banyuasin, Selasa.
Menurut Slamet, tingkat kesadaran masyarakat mengecek kesehatan ibu dan anak ke tempat pelayanan kesehatan di daerah setempat cenderung masih rendah.
Padahal pemeriksaan kesehatan itu penting dilakukan untuk meningkatkan potensi keselamatan hidup anak berikut deteksi dini permasalahan stunting atau gangguan pertumbuhan anak.
Slamet mencontohkan salah satu kasusnya terjadi di Kecamatan Mekarti Jaya.
Saat itu, dirinya mendapati tak sedikit ibu hamil enggan memeriksakan kandungannya hingga akhirnya mengalami keguguran ataupun anaknya stunting.
Sementara, ia pun memastikan pemerintah daerah telah mendirikan beberapa unit Puskesmas yang mudah dijangkau masyarakat di Mekarti Jaya dan sekitarnya.
“Pola pikir seperti keengganan inilah yang sudah mesti diubah. Periksa kesehatan kandungan dan anak itu penting bisa ke Bidan, Posyandu, Puskesmas atau rumah sakit dan sama sekali tidak mahal ada program pemerintah yang jamin,” kata dia, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin Rini Pratiwi.
Slemet mengaku bukan perkara yang mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan hidup bermukim di pedesaan.
Meski demikian Wakil Bupati optimistis dengan ditunjuknya Banyuasin sebagai tuan rumah peringatan puncak Harganas ke-30, pada 5 Juli 2023 masyarakat setepat dapat tercerahkan dan pola pikir itu bisa berubah.
“Sebab dalam rangkaian peringatan Harganas itu melibatkan masyarakat di sini, mereka mendapatkan literasi seputar kesehatan keluarga khususnya ibu dan anak, seperti yang saat ini dilakukan bersama Nesle selaku mitra kerja pemerintah memberantas kasus stunting,” kata dia.
Selanjutnya ia berharap, melalui kegiatan ini pihaknya juga menargetkan terjadi penurunan angka prevalensi anak stunting di Banyuasin dari saat ini sebesar 22 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 sebagaimana target nasional termasuk zero kasus kematian dalam kelahiran.