Palembang (ANTARA) - Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan meminta pemerintah kota setempat melakukan pengasapan atau 'fogging' untuk memberantas wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan.
Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Sematang Borang dan Ilir Timur II Palembang, Senin, mengeluhkan kasus DBD di wilayah mereka mengalami peningkatan.
"Akhir-akhir ini ada beberapa warga di sekitar tempat tinggal kami terserang penyakit demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti," ujar Roylan salah seorang warga Ilir Timur II.
Untuk mencegah semakin banyak warga yang terserang DBD, diharapkan Pemkot Palembang melakukan kegiatan pengasapan (fogging) di wilayah kecamatannya dan wilayah lainnya secara masif.
Selain kegiatan 'fogging' untuk membunuh nyamuk yang menularkan virus dengue itu, diharapkan pula pemkot melakukan berbagai tindakan lainnya yang bisa memberantas penyakit DBD, kata warga.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menanggapi permintaan warga tersebut mengatakan, pihaknya telah mulai melakukan kegiatan 'fogging' dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sejak Februari 2023 sebagai tindakan antisipasi setelah melihat data terjadi peningkatan kasus DBD.
"Februari lalu, kami telah melakukan fogging di Kecamatan Sematang Borang karena mendapat pengaduan dari warga setempat ada keluarga mereka terserang DBD," ujarnya.
Kegiatan tersebut terus dilakukan dengan menginstruksikan Camat di 18 kecamatan agar melakukan 'fogging' seluruh kawasan permukiman warga.
"Camat bersama 107 Lurah di kota ini diminta melakukan berbagai tindakan yang dapat menekan kasus DBD, jangan menunggu ada korban baru bergerak," ujar Wawako Fitrianti.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Fenty Aprina mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tercatat sepanjang musim hujan 2022 hingga Januari 2023 mencapai 900 kasus lebih.
Melihat masih cukup banyak warga yang terjangkit DBD, kegiatan PSN perlu digencarkan lagi.
Jumlah kasus DBD pada 2022 paling tinggi dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data, pada 2018 tercatat 246 kasus DBD, tahun 2019 terdapat 697 kasus, tahun 2020 tercatat 435 kasus DBD, dan tahun 2021 tercatat 237 kasus.
"Selain dipengaruhi faktor curah hujan yang tinggi pada tahun 2022, penyebab peningkatan kasus DBD dikarenakan kurang maksimalnya penerapan pemberantasan sarang nyamuk oleh warga Bumi Sriwijaya ini," ujar Kadinkes Fenty.
Berita Terkait
Seorang wanita warga tewas jatuh ke jurang
Minggu, 5 Mei 2024 21:57 Wib
Pj Gubernur Sumsel sebut masih ada peluang kembalikan status Bandara SMB II
Sabtu, 4 Mei 2024 22:46 Wib
Tujuh daerah Sumsel telah tetapkan caleg terpilih hasil Pemilu 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 22:37 Wib
Calon haji OKU Timur tergabung Kloter 10 dan 11 Embarkasi Palembang
Sabtu, 4 Mei 2024 17:29 Wib
Gubernur gandeng Kadin untuk meluncurkan 'Kopi Sumsel'
Jumat, 3 Mei 2024 23:04 Wib
Menteri PANRB: seleksi CASN 2024 tidak mungkin ditunda
Jumat, 3 Mei 2024 15:17 Wib
Peringati May Day 2024, Forum SP BUMN singgung soal privatisasi
Jumat, 3 Mei 2024 13:36 Wib
Kepala Media dan Diplomasi Publik Kedubes UEA kunjungi ANTARA
Jumat, 3 Mei 2024 13:35 Wib