Ginting tak kuasa atasi tekanan Shi Yu Qi pada poin-poin akhir
Jakarta (ANTARA) - Anthony Sinisuka Ginting menceritakan penyebab kekalahannya pada babak kedua Indonesia Masters 2023 karena tak sanggup melepaskan tekanan yang diberikan Shi Yu Qi pada poin-poin jelang akhir pertandingan, Kamis.
Menurut Ginting, level permainan pebulu tangkis asal China itu meningkat pada pergantian interval. Perubahan yang paling mencolok terlihat pada tingkat serangan dan akurasi yang sulit ditaklukkan.
"Pertandingan hari ini cukup ketat dari awal sampai akhir, tapi pada poin-poin akhir sekitar 15 ke atas dia lebih banyak inisiatif menyerang dan agresif. Akurasinya juga sulit dihadapi," kata Ginting dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Kamis.
Unggulan kelima itu mengaku kesulitan untuk lepas dari tekanan yang diberikan Shi jelang akhir gim. Ia sebenarnya juga berusaha untuk mengubah pola permainan, sayangnya ia selalu kalah cepat sehingga berada dalam pola serangan lawan.
"Perubahan strategi juga terjadi, tapi saya kalah cepat dan masuk ke strateginya dia," katanya menambahkan.
Sebagai wakil tuan rumah yang kalah pada babak 16 besar, Ginting menuturkan sudah mengeluarkan kemampuan maksimal. Apalagi ia bertanding di hadapan penggemar sehingga menjadi tambahan motivasi dan semangat untuk berlaga.
Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa faktor stamina turut mempengaruhi permainannya hari ini. Indonesia Masters yang menjadi turnamen ketiga dalam Januari, membuatnya harus bekerja lebih keras dengan sisa tenaga yang ia miliki usai bertanding selama tiga pekan berturut-turut.
Sejak berlaga di Kuala Lumpur dan New Delhi, Ginting sudah berkomitmen untuk main maksimal pada turnamen di kandang sendiri. Namun ternyata komitmen tersebut tak cukup kuat untuk mengantarnya melaju ke perempat final turnamen level BWF Super 500 di Jakarta.
"Memang tidak bisa bohong, pasti ada faktor kelelahan karena ini sudah minggu ketiga (turnamen). Bahkan beberapa yang mundur juga pasti karena capek. Tapi itu seharusnya tidak jadi alasan karena semua pemain pasti mengalami itu. Apalagi sebagai tuan rumah pasti mau main yang terbaik," ungkap Ginting.
Menurut Ginting, level permainan pebulu tangkis asal China itu meningkat pada pergantian interval. Perubahan yang paling mencolok terlihat pada tingkat serangan dan akurasi yang sulit ditaklukkan.
"Pertandingan hari ini cukup ketat dari awal sampai akhir, tapi pada poin-poin akhir sekitar 15 ke atas dia lebih banyak inisiatif menyerang dan agresif. Akurasinya juga sulit dihadapi," kata Ginting dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Kamis.
Unggulan kelima itu mengaku kesulitan untuk lepas dari tekanan yang diberikan Shi jelang akhir gim. Ia sebenarnya juga berusaha untuk mengubah pola permainan, sayangnya ia selalu kalah cepat sehingga berada dalam pola serangan lawan.
"Perubahan strategi juga terjadi, tapi saya kalah cepat dan masuk ke strateginya dia," katanya menambahkan.
Sebagai wakil tuan rumah yang kalah pada babak 16 besar, Ginting menuturkan sudah mengeluarkan kemampuan maksimal. Apalagi ia bertanding di hadapan penggemar sehingga menjadi tambahan motivasi dan semangat untuk berlaga.
Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa faktor stamina turut mempengaruhi permainannya hari ini. Indonesia Masters yang menjadi turnamen ketiga dalam Januari, membuatnya harus bekerja lebih keras dengan sisa tenaga yang ia miliki usai bertanding selama tiga pekan berturut-turut.
Sejak berlaga di Kuala Lumpur dan New Delhi, Ginting sudah berkomitmen untuk main maksimal pada turnamen di kandang sendiri. Namun ternyata komitmen tersebut tak cukup kuat untuk mengantarnya melaju ke perempat final turnamen level BWF Super 500 di Jakarta.
"Memang tidak bisa bohong, pasti ada faktor kelelahan karena ini sudah minggu ketiga (turnamen). Bahkan beberapa yang mundur juga pasti karena capek. Tapi itu seharusnya tidak jadi alasan karena semua pemain pasti mengalami itu. Apalagi sebagai tuan rumah pasti mau main yang terbaik," ungkap Ginting.