Palembang (ANTARA) - Program restrukturisasi kredit Bank Sumsel Babel terus berlanjut seiring dengan keputusan otoritas memperpanjang masa dari 31 Maret 2022 menjadi 31 Maret 2023.
Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo Agro di Palembang, Sabtu, mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerima pengajuan dari beberapa nasabah untuk mengambil program restrukturisasi kredit tersebut.
“Tapi permintaannya tidak masif seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Antonius.
Menurutnya kondisi ini dipicu oleh mulai pulihnya perekonomian setelah terdampak COVID-19.
Sumatera Selatan yang bertumpu pada sektor perkebunan karet, sawit dan batu bara bahkan sejak pertengahan tahun lalu mengalami momen ‘bombing’ komoditas karena adanya kenaikan harga di pasar internasional.
Walau demikian, ia tak membantah terdapat sejumlah usaha yang masih terdampak sehingga nasabah mengalami kesulitan untuk membayar angsuran.
Dalam program restrukturisasi tersebut, BSB akan memberikan peluang ke nasabah untuk memperpanjang tenor pinjaman dengan memperkecil jumlah angsuran.
Bahkan, untuk beberapa kasus malah dengan disuntik tambahan pinjaman agar usaha yang terdampak dapat bangkit kembali.
“Program ini untuk meringankan pelaku ekonomi yang terkena dampak, seperti orang sakit yang belum sembuh betul, ya jangan digenjot dulu nanti sakit lagi,” kata dia.
Sejauh ini untuk sektor UMKM, BSB telah memberikan kesempatan untuk restrukturisasi kredit ke sekitar 500 orang nasabah dengan total pinjaman Rp300 miliar.
Selain itu, BSB juga memberikan restrukturisasi kredit ke korporasi yang mengalami guncangan hebat oleh pandemi dengan total pinjaman mencapai Rp300 miliar.
“Sebenarnya sejak dijalankan dua tahun lalu, sudah banyak pulih. Tapi ada juga yang masih terdampak seperti pengusaha jalan tol karena berkurangnya aktivitas masyarakat,” kata dia.