Pemkot Palembang minta distributor tarik produk jajanan Kinder Joy

id penarikan kinder joy, bakteri salmonella, BPOM Palembang

Pemkot Palembang minta distributor tarik produk jajanan Kinder Joy

Ilustrasi produk Kinder di pasar swalayan, Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/22)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan meminta distributor untuk menarik sementara peredaran produk jajanan Kinder Joy dari pasaran di kota itu.

Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Selasa, mengatakan produk tersebut harus ditarik dari pasaran hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merampungkan proses uji laboratorium.

Uji laboratorium tersebut untuk memeriksa keamanan isi kandungan makanan anak itu, setelah beberapa negara di Eropa menemukan ada kandungan bakteri salmonella di dalamnya. 

“Jangan sampai beredar dulu ke pasaran, sampai BPOM mengumumkan hasil uji laboratorium, sehingga diharapkan minggu ke tiga ini  sudah ada hasilnya apakah produk tersebut aman atau tidak untuk diedarkan kembali,” kata Fitrianti usai pengecekan ke distributor di Jalan Soekarno Hatta, Palembang, Senin.

Berdasarkan pengecekan bersama BPOM Kota Palembang itu, Fitrianti memastikan penarikan produk telah berlangsung dengan baik dan aman oleh distributor yang dikumpulkan di gudang penyimpanan. 

Produk-produk yang ditarik distributor tersebut berasal dari daerah edar Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung.

“Saya pun meminta masyarakat yang menemukan produk Kinder Joy yang terlanjur diedarkan di pasaran untuk melapor supaya ditarik distributornya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BPOM Palembang Zulkifli mengatakan, produk jajanan anak Kinder Joy yang terpapar bakteri salmonella itu berbeda dengan produk yang diedarkan ke Indonesia.

Meski demikian, lanjutnya, atas prinsip kehati-hatian BPOM pusat harus melakukan uji laboratorium jangan sampai jajanan Kinder Joy yang beradar di Indonesia, termasuk Palembang juga terpapar bakteri tersebut.

Sebab bila dikonsumsi bakteri itu dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan anak-anak umumnya seperti diare hingga demam.

“Sejauh ini masih aman sehingga kami berharap terus demikian,” kata dia.