Ayam Pelung trah telaga mendung jadi primadona kontes di Palembang

id ayam pelung,berita sumsel, berita palembang,kontes Ayam Pelung

Ayam Pelung trah telaga mendung jadi  primadona kontes di Palembang

Ayam pelung trah telaga mendung milik Zainal Arifin (53) menjadi primadona dalam kontes Ayam Pelung Lokal Palembang Terbuka pada Ahad (28/11/2021) karena memiliki tubuh terbesar dibandingkan kontestan pada kelas bobot. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Ayam pelung trah telaga mendung menjadi primadona dalam kontes Ayam Pelung Lokal Palembang Terbuka karena memiliki tubuh terbesar dibandingkan kontestan pada kelas bobot lainnya.

Pemelihara ayam, Zainal Arifin (53) di Palembang, Ahad mengatakan, satu dari dua ayam pelung miliknya tersebut menjadi yang terbesar dalam kontes dengan bobot tubuh mencapai 5,8 kilogram dan tinggi 50 centimeter.

Sedangkan bobot tubuh 28 ayam kontestan lainnya rata-rata mencapai empat sampai 4,8 kilogram dan tinggi lebih rendah selisih tiga centimeter.

“Jadi pada kesempatan ini juri memutuskan ayam saya menjadi yang terbesar dibandingkan 28 kontestan lainnya,” kata dia saat diwawancarai di gelanggang kontes halaman Lapas Pakjo, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Menurutnya, keunggulan bobot ayamnya tersebut didapat dari indukan keturunan (trah) asli dari telaga mendung, Cianjur, Jawa Barat, yang dibesarkan di peternakan miliknya di Kota Metro, Provinsi Lampung.

Meskipun indukan sudah berukuran besar, namun untuk mendapatkan bobot ideal tersebut harus memperhatikan perawatan kandang dan pemberian pakan. Sebab kedua hal tersebut sangat berpengaruh untuk keluar sebagai pemenang kontes.

“Pakan, misalnya direkomendasikan untuk memberinya campuran dedak konsentrat atau gabah padi yang direndam semalaman terus ampas tahu. Umumnya seperti itu untuk kelas bobot,” ujarnya.

Sementara itu, untuk ayam pelung yang diikutkan untuk kontes kelas suara ia menyarankan jangan memerikan pakan dari kacang-kacangan seperti jagung. Sebab bakal merusak suara dari ayam tersebut.

"Kalau dikasih kacang kebanyakan, suara ayam tidak bisa panjang seperti itu, cuma nyaring saja dan singkat seperti ayam jago pada umumnya,” cetusnya.

Ia menjelaskan kalau pada kontes kelas suara, penilaiannya itu terdapat ada ciri khas kokok ayam mulai dari angkatan bunyi suara tengah dan kombinasi.

Ayam yang mendapatkan nilai tinggi oleh juri bila diawal kokok tinggi lalu semakin lama nada tengahnya mendatar, namun panjang sampai akhir.

Pada kontes kelas suara ini ayam pelung milik Zainal harus puas sebagai peraih peringkat 10 besar. Sebab pemenangnya diraih oleh Ridwan peserta berasal dari Kabupaten Banyuasin sedangkan untuk kategori penampilan diraih oleh Jagat Saputera peserta dari Palembang.