Desa Pusar raih OKU penghargaan Kalpataru dari Pemprov Sumsel

id Piala Kalpataru, wisata Bukit Katung, flora dan fauna, Desa Pusar, Pemkab OKU

Desa Pusar raih OKU penghargaan Kalpataru dari Pemprov Sumsel

Pelaksana Harian Bupati OKU, Edward Candra saat menyerahkan Piala Kalpataru kepada Kepala Desa Pusar, Zainudin, Rabu. (ANTARA/Edo Purmana/21)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Desa Pusar, Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, meraih penghargaan Kalpataru dari Pemprov Sumsel pada tahun ini atas dedikasinya dalam melestarikan lingkungan dan alam sekitar.

"Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan semua elemen masyarakat dan Pemkab OKU," kata Kepala Desa Pusar, Ogan Komering Ulu (OKU), Zainudin di Baturaja, Rabu.

Menurut dia, sejak beberapa tahun terakhir pihaknya fokus memoles wisata alam yang ada di Desa Pusar yaitu Bukit Katung agar menarik untuk dikunjungi wisatawan.

"Karena dinilai berhasil tahun ini wisata alam yang kami kelola itu diusulkan Pemkab OKU untuk ikut lomba tingkat nasional dan alhamdulillah akhirnya bisa menang," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Harian Bupati OKU, Edward Candra menjelaskan bahwa Piala Kalpataru merupakan bentuk penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan atas kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian alam di sekitarnya.

Penghargaan itu sebagai bukti nyata dari komitmen seluruh warga desa yang didukung penuh oleh pemerintah untuk menjaga lingkungan alam dan menciptakan suasana alam melalui kreativitas membangun wisata di lingkungan desa tanpa merusak daya dukung lingkungan sekitar.

"Bukit Katung ini dulunya hutan belantara, namun berkat kreativitas masyarakat Desa Pusar hingga menjadi objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi," ujarnya.

Menurut Bupati, Piala Kalpataru ini bukanlah tujuan utama dan akhir dari langkah Pemkab OKU bersama semua masyarakat untuk menjadikan hutan dan taman wisata Bukit Katung menjadi obyek wisata di Desa Pusar agar lebih bersih dan tertata.

Namun, kata dia, penghargaan ini diharapkan menjadi titik awal untuk membenahi tata kelola kawasan hutan taman wisata Bukit Katung supaya menjadi lebih baik lagi.

"Untuk mewujudkan hal itu diperlukan gerakan nyata dan berkelanjutan mulai dari menanam pohon, cinta flora dan fauna, gerakan peduli bukit-bukit hijau, serta gerakan bersih Sungai Ogan," ujar dia.