Empat jembatan gantung di OKU rusak berat akibat banjir bandang

id Bencana banjir bandang, jembatan gantung, luapan Sungai Ogan, fasilitas umum, rusak berat, BPBD OKU

Empat jembatan gantung di OKU rusak berat akibat banjir bandang

Jembatan gantung di Desa Lubuk Tupak rusak berat akibat diterjang banjir bandang, Senin. (ANTARA/Edo Purmana/21)

Selain itu, banjir tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti balai desa, masjid dan sekolah tergenang air dengan ketinggian air antara 50-70 cm
Baturaja (ANTARA) - Sebanyak empat unit jembatan gantung di tiga kecamatan meliputi Kecamatan Muara Jaya, Pengandonan dan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan rusak berat akibat banjir bandang yang terjadi pada Ahad (17/10) malam.

"Berdasarkan data terakhir hingga sore ini terdapat empat unit jembatan gantung yang rusak diterjang banjir bandang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Amzar Kristopa di Baturaja, Senin.

Dia mengatakan intensitas curah hujan tinggi yang terjadi kemarin malam sejak pukul 19.25 WIB menyebabkan Sungai Ogan meluap hingga menimbulkan bencana banjir bandang.

Selain ratusan rumah warga di Kecamatan Muara Jaya terdampak banjir, kata dia, bencana alam tersebut juga merusak dua unit jembatan gantung di Desa Lubuk Tupak dan Desa Lontar hingga tidak bisa dilewati warga.

Baca juga: Tiga desa di Kabupaten OKU diterjang banjir bandang, tidak ada korban jiwa

"Kemudian jembatan gantung di Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pengandonan dan di Desa Tubohan, Kecamatan Semidang Aji juga rusak berat akibat banjir bandang," katanya.

Selain itu, banjir tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti balai desa, masjid dan sekolah tergenang air dengan ketinggian air antara 50-70 cm.

Bahkan, kata dia, tidak sedikit hasil panen pertanian dan perkebunan milik warga di wilayah itu hanyut terbawa arus sungai.

"Untuk korban jiwa tidak ada. Namun, akibat bencana alam ini kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah," ujarnya.

Sementara itu, menurut Dapid, salah seorang warga setempat mengatakan banjir bandang datang secara tiba-tiba akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi sejak kemarin sore hingga malam hari.

Menurut dia, bencana banjir tersebut bukan yang pertama kali terjadi karena daerah itu merupakan dataran rendah dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.

"Tahun ini saja sudah terjadi dua kali banjir bandang. Mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah agar banjir bandang tidak terulang lagi hingga menelan korban jiwa," ujarnya.*