Kayuagung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan melibatkan berbagai pihak untuk menjalankan program gambut berkelanjutan pada 2021.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda OKI Antonius Leonardo di Kayuagung, Jumat, mengatakan, program ini dijalankan sebagai salah satu upaya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten OKI yang kerap membakar lahan gambut.
“Penanganan karhutla ini harus melibatkan banyak pihak karena pemkab tidak bisa menangganinya sendiri. Perlu sinergi dan kolaborasi dan perlibatan masyarakat,” kata dia.
Oleh karena itu, pemkab bekerja sama dengan Lembaga Kemitraan Partnership, Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Eco Fashion Indonesia untuk menjalankan program gambut berkelanjutan ini.
Kerja sama itu meliputi penguatan kelembagaan petani agar membuka lahan pertanian tanpa bakar, pembentukan Kelompok Tani Pemadam Api (KTPA), penguatan kelembagaan pemerintah desa agar anggaran desa memasukkan item pencegahan dan penanganan bencana, hingga pelibatan lembaga donor untuk pemberdayaan masyarakat.
Perwakilan dari Lembaga Kemitraan Patnership Amir Faisal mengatakan pihaknya yang merupakan lembaga perwakilan negara donor seperti Norwegia, Denmark, Selandia Baru serta Kanada di bawah koordinasi United Nations Development Programme (UNDP) serta United Nations Office for Project Services (UNOPS) memiliki kepedulian terhadap gambut yang merupakan sumber kehidupan.
Sejak tiga tahun lalu Lembaga Kemitraan Patnership telah bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut melaksanakan program Desa Peduli Gambut (DPG) di tiga kabupaten Tanah Air yakni Pulau Pisang, Pelalawan dan Ogan Komering Ilir.
Melalui program DPG ini dilakukan upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang lebih besar melalui penguatan kelembagaan, kebijakan dan ekonomi.
“Tujuan utama pendekatan ini tak lain untuk pencegahan karhutla,” ujar dia.
Founder and CEO PT Eco Fesyen Indonesia Median Sefnat Sihombing mengatakan pihaknya membantu pengembangan kerajinan tradisional tikar purun Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur.
“Selama ini yang banyak tumbuh di lahan gambut hanya dibuat menjadi kerajinan tikar, padahal bisa jadi produk fesyen seperti tas, tempat tisu, dan lainnya,” kata dia.
Untuk itu, melalui kerja sama multipihak ini dilakukan program inkubator Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di desa tersebut dengan didanai pemerintah Norwegia dan dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS) serta dilaksanakan oleh PT Eco Fesyen Indonesia (EFI).
Program itu diawali dengan kegiatan penanaman purun, konservasi lahan gambut, dan peletakan batu pertama pembangunan rumah purun di Desa Pulau Geronggang pada Senin (7/6).
Melalui kegiatan itu diharapkan bisa memberikan penguatan kelompok, pengembangan kapasitas bagi para pengrajin purun serta penyediaan sarana dan prasarana produksi kerajinan purun.
“Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Berita Terkait
Bupati OKI pantau langsung penanganan wabah penyakit kerbau
Kamis, 18 April 2024 8:04 Wib
Ratusan kerbau di OKI mati mendadak diduga terjangkit virus SE
Rabu, 17 April 2024 10:33 Wib
Kehadiran ASN Pemkab OKI capai 95 persen pascalibur Lebaran
Rabu, 17 April 2024 8:28 Wib
Dinas Ketahanan Pangan Sumsel kendalikan virus SE untuk kerbau di OKI
Selasa, 16 April 2024 1:10 Wib
Warga OKI semarakkan Midang Bebuke saat Idul Fitri
Sabtu, 13 April 2024 22:39 Wib
Pemkab OKI bagi-bagikan pelampung antisipasi kecelakaan di perairan
Jumat, 12 April 2024 6:33 Wib
Pj Bupati OKI salurkan 550 paket sedekah ASN bagi dhuafa
Rabu, 10 April 2024 3:00 Wib
Pemkab OKI vaksin ratusan kerbau cegah wabah penyakit ngorok
Senin, 8 April 2024 16:06 Wib